Media Kartu Huruf TempelÂ
                                             Untuk Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuiki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal,nonformal, dan informal.
Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, butir 14 Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pembelajaran rangsangan pendidikan untuk 6 Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini"Stimulasi Dan Perkembangan Anak",( Jakarta: Kencana,2016), 257 13 membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Bahasa merupakan tanda atau simbol-simbol dari benda- benda, serta menunjuk pada maksud-maksud tertentu. Kata-kata, kalimat, dan bahasa selalu menampilkan arti-arti tertentu. Sehubungan dengan arti simbolik tadi, bahasa dipakai juga sebagai alat untuk menghayati pengertian-pengertian dan peristiwa-peristiwa di masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Oleh karena itu bahasa sangat besar artinya bagi anak sebagai alat bantu.
Kemampuan bahasa anak sangat berkaitan erat dengan kemampuan kognisinya. Lev Vygotsky mengemukakan bahwa bahasa memiliki kedudukan penting dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa merupakan alat mental yang berfungsi sebagai mekanisme aktual untuk berpikir. Dengan bahasa maka pemikiran lebih abstrak dan luwes. Melalui bahasa juga, ingatan dan antisipasi ke masa depan dibawa ke situasi baru. Bahasa juga dapat membuat anak-anak lebih imajinatif, mengubah (manipulasi), menciptakan gagasan-gagasan baru dan membagi gagasan-gagasan itu dengan anak lain (Yuliana Nurani Sujiono, dkk., 2014: 4-10). Ditemukan ada dua faktor sebagai penyebab anak kesulitan mengingat abjad, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada diri anak tersebut meliputi perkembangan kognitif, motivasi, minat belajar, dan emosi. Faktor eksternal berarti faktor dari luar diri anak yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dimana ketiga lingkungan ini oleh Ki Hajar Dewantara disebut dengan Tripurusa. Ketika dilingkungan keluarga, anak jarang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, dikarenakan anak masih memiliki adik yang berusia 3 bulan sehingga perhatian ibu lebih banyak tercurah kepada sang adik sedang ayah sibuk bekerja. Saat dilingkungan sekolah, kemungkinan media yang digunakan oleh guru kurang optimal sehingga tidak menarik dan merangsang minat dan perkembangan anak.
Peran media dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang terpenting karena digunakan sebagai pengantar atau perantara untuk menyampaikan sebuah pembelajaran. Dengan adanya media yang inovatif, dimaksudkan dapat sebagai penghubung agar anak dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya dan pembelajarannyapun lebih bermakna. Adapun media yang digunakan dalam pengenalan abjad pada anak usia adalah kartu huruf tempel, dengan harapan dapat lebih menarik minat, perhatian dan motivasi anak untuk belajar mengenal abjad. Dengan media kartu huruf tempel yang sudah tidak asing dan sangat familiar di masyarakat ini, anak dapat belajar mengenal huruf secara nyata.
 Mengenal huruf adalah penting bagi anak TK dan perlu diajarkan dengan metode bermain karena merupakan kegiatan yang menyenangkan, tidak membebani anak dan memerlukan energy sehingga anak dapat mempelajari bahasa secara utuh belajar sesuai yang diajarkan/diharapkan.
Media Pembelajaran, kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti "tengah", "perantara" atau "pengantar". Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach & Ely bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dapat diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Media instruksional atau media pembelajaran selalu terdiri dari dua unsur pokok yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Unsur pesan adalah informasi atau bahan ajar dalam tema/ topik tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari. Sedangkan unsur perangkat keras adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Dengan demikian, sesuatu baru dapat dikatakan sebagai media pembelajaran jika sudah memenuhi dua unsur tersebut. (Badru Zaman dkk, 2008: 4.5) Dari berbagai definisi dari media di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu dalam lingkungan siswa dan merupakan non personal (bukan manusia) yang dapat digunakan untukmenyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik dengan benar.