Mata air itu sunyi di balik bebatuanÂ
Tenang tanpa riak
Diselimuti daun-daun kering yang jatuh dari pepohonan yang mati
Di segala musim
Seorang perempuan tua datang menghampiri
Mengibaskan dedaunan itu oleh telapak keriputnya
Sembari melantunkan kidung senduÂ
Mengayun-ayun tiada henti mengadu
Tentang kehidupannya di ujung usia
Tersedu-sedu
Air Matanya tumpah
Mata air jadi resah
Hingga sejalan waktu mendadak gemericik suara air datang dan turun dari bebatuan
MengabarkanÂ
"Aku mata air adalah sumber kehidupan
dan engkau pada saatnya mati"
Perempuan tua itu pun tersenyum lalu meninggalkan mata air itu tanpa keraguan
Sebab semua kabar darinya itu adalah pasti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H