Kris bukan orang yang baru dikenal Sun. Ia kekasihnya ketika masa mahasiswa dulu. Bahkan hubungan asmara mereka sudah jauh hingga ke hulu. Hanya saja orang tua Sun tidak menyetujui hubungan itu, dan lebih memilih Pras, anak kepala desa yang dikenal juga sebagai juragan tambak.
Dan Sun juga tidak sampai selesai urusan kuliahnya oleh karena segera dinikahi paksa oleh orang tuanya pada Pras ketika itu.
Sejak itu Kris dan Sun tidak pernah bertemu hingga sore menjelang malam di area tambak udang yang hening ini.
"Sebaiknya aku antar kamu pulang, Sun. Malam sudah datang dan kuatir suami dan anakmu bertanya-tanya. "
Kris meminta dan Sun tampak ragu dan pura-pura untuk tidak mau memenuhi keinginannya itu tapi jauh dihatinya ia justru senang dan tidak menolak, dan Kris cukup memahaminya.
Sepanjang perjalanan mereka ungkapkan secara terang apa yang selama ini tersimpan di lubuk hati lewat komunikasi HP oleh karena mereka gunakan mobil yang berbeda. Sekian lama dari keduanya lewat perbincangan itu terungkap bahwa mereka satu sama lain telah memendam kerinduan yang sama.
Padahal mereka sudah berada di tempat yang berbeda dengan satu sama lain dan telah pula mempunyai keluarga dan kehidupan rumah tangga masing-masing.Â
Kris di kota, dan Sun memilih di desa. Pertemuan ini juga tiada disangka oleh karena urusan usaha dagang.
Kini mereka sudah sampai di kediaman Sun.
-----------
Kris terkejut ketika memasuki pelataran kediaman Sun yang luas dengan aneka tanaman hias. Di tiap sudut lampu-lampu menyala temaram membuat tanaman memperlihatkan wajah keindahannya.
Sun mempersilakan Kris untuk duduk di teras rumah seraya menunggu sebentar untuk ia menemui suami dan anaknya, Ratih.Â
Sementara seorang pembantu, mbak Nur, dimintanya untuk menyiapkan sajian teh untuk tamu istimewanya ini.
"Sekalian dibawa ya mbak ke depan. "