Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Desir Angin Senja

29 Maret 2024   22:11 Diperbarui: 30 Maret 2024   04:32 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kris bukan orang yang baru dikenal Sun. Ia kekasihnya ketika masa mahasiswa dulu. Bahkan hubungan asmara mereka sudah jauh hingga ke hulu. Hanya saja orang tua Sun tidak menyetujui hubungan itu, dan lebih memilih Pras, anak kepala desa yang dikenal juga sebagai juragan tambak.

Dan Sun juga tidak sampai selesai urusan kuliahnya oleh karena segera dinikahi paksa oleh orang tuanya pada Pras ketika itu.

Sejak itu Kris dan Sun tidak pernah bertemu hingga sore menjelang malam di area tambak udang yang hening ini.

"Sebaiknya aku antar kamu pulang, Sun. Malam sudah datang dan kuatir suami dan anakmu bertanya-tanya. "

Kris meminta dan Sun tampak ragu dan pura-pura untuk tidak mau memenuhi keinginannya itu tapi jauh dihatinya ia justru senang dan tidak menolak, dan Kris cukup memahaminya.

Sepanjang perjalanan mereka ungkapkan secara terang apa yang selama ini tersimpan di lubuk hati lewat komunikasi HP oleh karena mereka gunakan mobil yang berbeda. Sekian lama dari keduanya lewat perbincangan itu terungkap bahwa mereka satu sama lain telah memendam kerinduan yang sama.

Padahal mereka sudah berada di tempat yang berbeda dengan satu sama lain dan telah pula mempunyai keluarga dan kehidupan rumah tangga masing-masing. 

Kris di kota, dan Sun memilih di desa. Pertemuan ini juga tiada disangka oleh karena urusan usaha dagang.

Kini mereka sudah sampai di kediaman Sun.
-----------
Kris terkejut ketika memasuki pelataran kediaman Sun yang luas dengan aneka tanaman hias. Di tiap sudut lampu-lampu menyala temaram membuat tanaman memperlihatkan wajah keindahannya.

Sun mempersilakan Kris untuk duduk di teras rumah seraya menunggu sebentar untuk ia menemui suami dan anaknya, Ratih. 

Sementara seorang pembantu, mbak Nur, dimintanya untuk menyiapkan sajian teh untuk tamu istimewanya ini.
"Sekalian dibawa ya mbak ke depan. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun