Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Janji Rania

24 Februari 2024   14:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   20:19 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Sumi di luar pengetahuan Rania juga telah bekerja di konveksi untuk bagian memotong celana jeans. Pekerjaan ini juga untuk waktu satu bulan saja sebab konveksi itu sedang membutuhkan tenaga tambahan yang cekatan. 

Kedua orang tua Sumi senang, juga adiknya. Paling tidak upah harian yang ia dapat bisa ia berikan separoh pada ibu, dan sedikit membantu jajan adiknya. Sisanya ia simpan.

Selama waktu berjalan itu nyaris Sumi dan Rania tidak lagi menghabiskan waktu di pos jaga. Pos jaga justru diisi oleh tetangga lain yang lelaki sebaya dengan mereka. 

Mereka, anak-anak laki remaja itu bercengkrama dan menghibur diri dengan alat musik atau saling intip dan pinjam permainan game dari hp milik seorang temannya.

Mereka tidak betah di rumah. Selain rumah petak yang ditempati sempit juga panas karena plaponnya asbes. Karenanya saat mulai pagi sampai malam, mereka hanya bisa duduk-duduk di tepi jalan dan pos jaga itu. 

Hanya jalan dan pos jaga itu yang menjadi area bisa bernafas lega sekaligus menunggu kesempatan bila ada yang membutuhkan kerja walau serabutan.

Mereka juga tidak putus asa untuk terus mencari kerja lewat aplikasi di HP dan saling membagi informasi lowongan kerja.

***

Satu bulan sudah lewat. Sumi tampak sendiri sore itu di pos jaga. Ia tidak lagi bekerja di konveksi sebab tugasnya sudah selesai. Sore ini, Sumi membathin, tumben tidak ada yang nongkrong. Biasanya ramai. Lalu ia tanyakan pada pedagang warung kopi di dekat pos jaga itu. 

Katanya, "anak-anak dapat kerja sementara di proyek apartemen di samping kantor kecamatan. Butuh tenaga tambahan begitu. "

Sumi tertawa senang, ia bahagia mendengarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun