Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Satu Hati Dua Rasa

4 Januari 2023   14:39 Diperbarui: 4 Januari 2023   14:43 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Nuri dikenalkan pada Gagak lewat Kenari karena antara Kenari dan Nuri adalah dua perempuan yang sudah lama sekali saling mengenali satu sama lain sejak di bangku sekolah.

Dari itu Gagak dan Elang juga tiada lagi sungkan membicarakan semua hal, termasuk urusan hati. Oleh karenanya kala Gagak melanjutkan perbincangan dengan mengatakan bahwa ia barusan berpisah dengan Nuri dari taman kota beberapa jam lalu.  Elang mendengarnya kalut seraya menatap tajam.

"Jadi Nuri sengaja mematikan handphonenya tadi karena bersamamu?"sergah Elang.

"Aku tidak tahu hal itu. Hanya saja Nuri katakan bahwa ia sedang jatuh hati. Entah pada siapa."

Elang kemudian sedikit terang mendengarnya. Gagak mengatakan itu juga terbayang-bayang. Kata hati Gagak, boleh jadi Nuri bimbang di antara dua lelaki yang selama ini dekat dengannya.

"Kenari bagaimana kabarnya?"tanya Elang tenang mengubah arah pembicaraan.

"Sudah tiga hari ini tiada kabar."

"Kenapa tidak mendatanginya?"

"Rencananya begitu. Barangkali hari Senin besok ia akan kembali lagi jadi tidak perlu juga ke sana. Lihat saja nanti."

Tidak mau berlama-lama dengan Gagak di tempat ini, Elang seketika pamit, dan tidak mengindahkan tanya Gagak padanya. Ia meluncur tentu saja untuk menemui Nuri yang dipikirnya sudah tiba di kediamannya itu.

Tapi senja memang datang dengan warna kelabu mengikutinya. Ia tidak menemui Nuri di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun