Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Masih Tersisa Darimu, Ibu

21 Desember 2022   07:52 Diperbarui: 21 Desember 2022   07:57 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Siang itu hujan sangat deras. Anak perempuanku yang ada di sisi kiri aku mengemudi melihat anak seusianya berteduh di muka sebuah toko. Ia membuka percakapan.

" Ayah, kenapa anak lelaki itu tidak ada yang jemput?"

"Ayah tidak tahu. Tapi ayah percaya ia akan berlari dan menantang petir dan hujan."

Mendengar itu anak perempuanku tersenyum yang sudah menyadari dirinya juga selalu senang oleh datangnya hujan. Kendati istriku selalu mewanti-wanti untuk  tetap sedia payung kemana pun kaki melangkah.

Namun aku tetap mengenang apa yang tersisa dari yang ibuku dulu pernah katakan. Kini aku mengerti panas dan hujan bukan soal cuaca semata akan tetapi bagian dari kehidupan yang mesti kuat dijalani di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun