Pantas saja sejak pertemuan satu minggu lalu tak sekalipun telpon yang ditujukan untuk Silvy darinya itu diangkat. Â Ia sangat bersalah telah melukai, dan mengkhianati Silvi. Bola matanya sekejap melayang ke arah gunting yang tergolek di atas meja di hadapannya. Putrinya yang cantik, dan masih balita itu hanya memandang saja didekatnya tanpa suara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!