Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Spirit Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 sebagai Jalan untuk Mengukir Sejarah Presidensi G20 2022

25 Juli 2022   20:23 Diperbarui: 25 Juli 2022   20:41 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog

Tidak ada keraguan bagi Indonesia untuk memegang Presidensi G 20 di tahun 2022 ini. Persoalan yang dihadapi, dan tantangan global yang ada di hadapan mata bukan lagi jadi isu yang mendasar untuk dikuatirkan.

Sebab Indonesia dalam sejarahnya, pernah mengukir tinta emas  yang telah mengundang dan menghadirkan negara-negara di kawasan Asia dan Afrika untuk merapatkan barisan secara bersama menentang segala bentuk imperialisme dan kolonialisme. Padahal ketika itu usia negara baru lima tahun berdiri. Juga serba susah dari segala aspeknya. Bayangkan!

Kini sudah 77 tahun Indonesia merdeka. Di usia yang mulai matang, tentu segala persoalan dan tantangan yang dihadapi pernah pula dicicipi. Mulai dari masa pasca kemerdekaan 1945 dengan peperangan, pemberontakan di daerah, pengkhianatan G 30 S PKI, merosotnya ekonomi, hingga gerakan reformasi yang menumbangkan rezim otoritarian.

Semua persoalan tersebut sudah tentu berdampak pada semua kehidupan masyarakat. Entah itu ketegangan politik, maupun lumpuhnya sendi kegiatan ekonomi dan keuangan masyarakat.  Namun Indonesia tetap bertahan, bahkan diakui dunia sekarang ini sebagai negara yang maju.  Terbukti diyakini oleh dunia untuk pegang Presidensi G20 2022 ini.

Recover Together, Recover Stronger

Sebagaimana uraian di muka, Amerika Serikat (AS) telah menyatakan tanpa sungkan dengan menyebut Indonesia sebagai negara maju. Sebutan demikian sekaligus menjadikan Indonesia sebagai bagian pula dari daftar negara yang ada di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Fakta ini menjadi salah satu indikator untuk menjadikan Indonesia tuan rumah Presidensi Group of 20 (G20).  Sebagai tuan rumah forum kerjasama 20 ekonomi utama dunia, Indonesia bakal mengusung semangat pulih bersama, dengan tema " Recover Together, Recover Stronger."

Tema ini diusung bukan tanpa alasan atau sok-sokan, tetapi sebagai manifestasi spirit untuk bangkit akibat tekanan dan wabah Covid 19 yang melanda dunia. Paling tidak Indonesia akan mengambil peran secara inklusif untuk mencari jalan keluar pemulihan dunia.

Karena itu untuk mencapai target tersebut, Presidensi Indonesia fokus pada tiga sektor prioritas. Tiga sektor ini dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu, pertama penguatan arsitektur kesehatan global, kedua, transformasi digital , serta ketiga, transisi energi .

Prioritas target yang secara umum dicatat  tersebut bukan sembarang target yang ditujukan khusus untuk negara yang tergabung dalam G 20 ini semata.  Tapi hebatnya Indonesia ini juga menggaungkan suara "Leave No One Behind". Suara nyaring yang ditujukan pula sebagai visi Indonesia untuk Presidensi G20 yang punya manfaat bagi semua pihak, termasuk negara berkembang, negara pulau-pulau kecil, serta kelompok rentan.

Dampak Positif Bagi Keuangan, dan Ekonomi Indonesia

 Indonesia telah memulai hal Presidensi G 20 2022,  sejak 1 Desember 2021 lalu hingga puncaknya pada 30 November 2022 yang akan datang. Satu tahun Presidensi G20 yang dipegang ini tentu tidak akan begitu saja dilewati  tanpa persiapan yang optimal maupun target, dan tujuan yang ingin diraih Indonesia.

Sebagaimana diketahui G20 adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan.  Juga G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80 persen PDB dunia, 75 persen  ekspor global, dan 6o persen populasi global.

Bagi Indonesia sendiri, menurut data Bank Indoneia pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun 2015 hingga 2019 bisa dicatat, bahwa di tahun 2015 lalu PDB ada di angka  4,88 persen, kemudian naik menjadi 5, 03 persen di tahun 2016. 

Sementara di tahun 2017 terjadi kenaikan 0,4 persen menjadi 4, 07 persen, yang selanjutnya pada 2018 justru mengalami kenaikan yang signifikan di angka 5, 17 persen, sebelum akhirnya merosot kembali di tahun 2019 sebesar 5,02 persen.

Sementara itu dari segi keanggotaan, anggota-anggota G20 terdiri atas 19 negara dan satu kawasan, yaitu: Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Dari profile anggota G20 ini bisa dipastikan semua itu adalah negara yang mapan di semua segi yang setidaknya bisa menjadi referensi peningkatan bagi semua kegiatan pemerintah Indonesia di masa kini maupun mendatang.

Bagi Indonesia sendiri, dampak positif Presidensi G20 2022 ini terhadap ekonomi, dan keuangani bisa dikemukakan potensinya dari  aspek ekonomi, politik luar negeri, maupun pembangunan sosial. 

Hal itu bisa disebut, Pertama, diharapkan Presidensi G20 berdampak langsung bagi perekonomian, melalui peningkatan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20 ribu delegasi internasional diperkirakan akan hadir kepada pertemuan yang akan diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia. 

Pengalaman sebelumnya pada Presidensi Turki, Argentina, Tiongkok, dan Jepang menunjukkan adanya dampak positif ke dalam negeri. Tercatat jumlah kunjungan delegasi internasional mencapai lebih dari 13 ribu. Diperkirakan juga bahwa setiap KTT G20 menghasilkan pemasukan lebih dari $100 juta atau Rp1,4 Triliun kepada host country. 

Kedua, di bidang politik, sebagai Ketua G20, Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan. Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan dunia, dalam memimpin pemulihan global. Dalam diplomasi dan politik luar negeri, kredibilitas adalah modal yang sangat berharga. 

Ketiga, di bidang pembangunan ekonomi dan sosial berkelanjutan. Presidensi G20 menjadi momentum untuk tunjukkan bahwa 'Indonesia is open for business'. Akan terdapat berbagai showcase atau event yang menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi di Indonesia. Diharapkan hal ini berpeluang menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah karena berkontribusi bagi sektor pariwisata, akodomasi (perhotelan), transportasi, dan ekonomi kreatif, serta UMKM lokal.

Spirit Konferensi Asia Afrika  Untuk Forum G20

Jika dibandingkan ketika KAA 1955 lalu, nyaris mayoritas rakyat masih buta huruf, ekonomi morat marit, dan politik yang cendrung bergolak tiap saat. Tetapi terlihat sekali hal itu tidak memengaruhi semangat para pendiri bangsa untuk tampil ke dunia menyuarakan kepentingan bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika ketika itu.  

Sebagai tuan rumah, dan inisiator konferensi tingkat tinggi tersebut, suara Indonesia telah menggelegar ke seluruh penjuru dunia, dan Indonesia pun telah terukir dan dicatat oleh tinta emas sejarah. Padahal semuanya serba terbatas. Ya pemimpinnya, apalagi rakyatnya.

Kini, sebagai Presidensi G20 yang dipegangnya, tentu saja mata dunia mengarah pada kepemimpinan Indonesia. Di antara hal yang menjadi perhatian pada saat forum G20 itu dilaksanakan, bukan hanya hadirnya pemimpin dunia, isu yang dibicarakan, maupun gesitnya pemimpin Indonesia kala melakukan diplomasi. Namun tentu saja peran masyarakat, dan rakyat di seluruh tanah air untuk bisa terlibat aktif dengan menjaga secara bertanggungjawab tiap kegiatan yang dilakukan oleh para pemimpin dunia itu.

Paling tidak, pemerintah sudah harus pula mengingatkan agar masyarakat menampilkan kebudayaan daerah di masing-masing wilayah yang disiarkan lewat stasiun televisi nasional maupun media yang berbasis teknologi lainnya. 

Sebab hal itu juga bagian dari diplomasi kebudayaan  tiap daerah yang genuine, yang tidak protokoler, namun mampu menunjukkan bahwa rakyat tanpa kecuali hadir di forum internasional tersebut.

Epilog

 Akhirnya, Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 sekarang ini sudah marak berdasi, berjas, berseragam, wangi dan punya penampilan necis dan molek. 

Tentu hal itu tidak kemudian dijadikan riasan semata di mata para pemimpin dan delegasi dunia. Tetapi sungguh menjadi representasi bahwa Presidensi G20 2022 yang dipegang Indonesia ditujukan untuk pemulihan ekonomi dan keuangan dunia dengan segera tanpa kecuali. Sekaligus upaya nyata di forum kelas dunia untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di seluruh Indonesia untuk keluar dari tekanan ekonomi pasca pandemi Covid 19 lalu.

Ayo dunia bangkit, Indonesia nyata suarakan,  " Recover Together, Recover Stronger, and Leave No One Behind!"

******

Tema: Saatnya Mengukir Sejarah Sebagai Pemegang Presidensi G20 2002

Bahan bacaan:

https://indonesiabaik.id/infografis/indonesia-jadi-negara-maju

https://kemlu.go.id/portal/id/read/3288/berita/presidensi-g20-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun