Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Spirit Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 sebagai Jalan untuk Mengukir Sejarah Presidensi G20 2022

25 Juli 2022   20:23 Diperbarui: 25 Juli 2022   20:41 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, di bidang pembangunan ekonomi dan sosial berkelanjutan. Presidensi G20 menjadi momentum untuk tunjukkan bahwa 'Indonesia is open for business'. Akan terdapat berbagai showcase atau event yang menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi di Indonesia. Diharapkan hal ini berpeluang menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah karena berkontribusi bagi sektor pariwisata, akodomasi (perhotelan), transportasi, dan ekonomi kreatif, serta UMKM lokal.

Spirit Konferensi Asia Afrika  Untuk Forum G20

Jika dibandingkan ketika KAA 1955 lalu, nyaris mayoritas rakyat masih buta huruf, ekonomi morat marit, dan politik yang cendrung bergolak tiap saat. Tetapi terlihat sekali hal itu tidak memengaruhi semangat para pendiri bangsa untuk tampil ke dunia menyuarakan kepentingan bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika ketika itu.  

Sebagai tuan rumah, dan inisiator konferensi tingkat tinggi tersebut, suara Indonesia telah menggelegar ke seluruh penjuru dunia, dan Indonesia pun telah terukir dan dicatat oleh tinta emas sejarah. Padahal semuanya serba terbatas. Ya pemimpinnya, apalagi rakyatnya.

Kini, sebagai Presidensi G20 yang dipegangnya, tentu saja mata dunia mengarah pada kepemimpinan Indonesia. Di antara hal yang menjadi perhatian pada saat forum G20 itu dilaksanakan, bukan hanya hadirnya pemimpin dunia, isu yang dibicarakan, maupun gesitnya pemimpin Indonesia kala melakukan diplomasi. Namun tentu saja peran masyarakat, dan rakyat di seluruh tanah air untuk bisa terlibat aktif dengan menjaga secara bertanggungjawab tiap kegiatan yang dilakukan oleh para pemimpin dunia itu.

Paling tidak, pemerintah sudah harus pula mengingatkan agar masyarakat menampilkan kebudayaan daerah di masing-masing wilayah yang disiarkan lewat stasiun televisi nasional maupun media yang berbasis teknologi lainnya. 

Sebab hal itu juga bagian dari diplomasi kebudayaan  tiap daerah yang genuine, yang tidak protokoler, namun mampu menunjukkan bahwa rakyat tanpa kecuali hadir di forum internasional tersebut.

Epilog

 Akhirnya, Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 sekarang ini sudah marak berdasi, berjas, berseragam, wangi dan punya penampilan necis dan molek. 

Tentu hal itu tidak kemudian dijadikan riasan semata di mata para pemimpin dan delegasi dunia. Tetapi sungguh menjadi representasi bahwa Presidensi G20 2022 yang dipegang Indonesia ditujukan untuk pemulihan ekonomi dan keuangan dunia dengan segera tanpa kecuali. Sekaligus upaya nyata di forum kelas dunia untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di seluruh Indonesia untuk keluar dari tekanan ekonomi pasca pandemi Covid 19 lalu.

Ayo dunia bangkit, Indonesia nyata suarakan,  " Recover Together, Recover Stronger, and Leave No One Behind!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun