Tetanggaku punya teman, temannya ini seorang pekerja gerobak sampah. Yang bertugas membawa gerobak, sementara asistennya mengambil sampah dari rumah ke rumah di komplek perumahan.
Suatu pagi usai mengambili sampah dari rumah ke rumah, gerobak sampahnya menjadi penuh dan menjulang. Kemudian ia tutupi dengan terpal plastik, dan diikat. Supaya tidak jatuh tercecer.
Lalu keduanya istirahat sebentar di warung kopi sebelum di antar ke lokasi di mana sudah menunggu truk sampah yang akan membawanya.
Warung kopi ini agak jauh dari tempat di mana gerobaknya ini ditinggalkan. Tapi mereka sudah yakin akan aman. Biasanya juga begitu.
Berdua mereka berbincang di warung itu. Kata teman tetanggaku ini pada asistennya, di komplek perumahan itu ada seorang warga yang selalu membuang sampah di kali saat tengah malam. Warga ini hanya membuang sampah berupa anak tikus hasil jebakan di rumahnya tiap tiga hari sekali.
"Itu bukan sampah."Kata asistennya.
"Tetep sampah."Balasnya.
"Itu bangke."
"Bangke tetep sampah."
"Sampah itu bekas limbah rumah tangga. Plastik, botol bekas, kardus, sayuran basi, kaleng-kaleng butut."
"Bangke kucing, curut, anjing,, dan yang bernyawa lain kecuali manusia, itu tetep sampah."