Karena sudah kadung jatuh cinta pada mas Phyton, ia jadi menderita. Seiring waktu ia perlahan bertingkah laku seperti ular. Rasa rindu ia tumpahkan lewat bahasa ular. Ia sering mendesis, lidah menjulur, dan untuk meliuk-liukan tubuh ia dengarkan lagu "penari ular".
Terus seperti itu hingga tempat di mana ia tinggal menjadi ramai oleh orang-orang. Dan, warga masyarakat pun membawanya kemudian ke rumah sakit jiwa. Ia tidak waras kemudian alias menjadi gila.
***
Sementara ular pejantan dan betina sedang meliuk-liuk, dan melingkari batang dan ranting pepohonan di jantung hutan sana. Bahagia. Raja ular, dan seluruh rakyatnya akhirnya senang dengan kembalinya anak kesayangannya itu.
Sementara di antara dua batang pepohonan yang saling berdekatan, Phyton junior berbisik pada betinanya,"aku sudah punya pengalaman menjadi suami manusia perempuan di kota sana.Â
Aku beritahu padamu, sayangku, urusan dengan perempuan manusia itu ribet, dan ruwet. Dianggapnya aku tidak ada. Padahal aku ada di hutan sini, bukan di dunia ghoib."
"SSShhhh, ssshhhh, ssshhhh.. ."jawab si betina.
"Kamu diam-diam saja ya. Ini rahasia."
"Ssssshhhh, ssshhhh, sssshhhh.. ."Kata si betina lagi sembari meluruskan tubuhnya merayap naik ke pucuk pohon yang lebih tinggi, lalu dikejar oleh pejantannya. Senang.
Sekian.