Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cemara di Atap Dunia

15 September 2020   07:29 Diperbarui: 15 September 2020   08:49 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kauhanyalah sebatang cemara

Kokoh dan tegak berdiri di atap dunia

Mengumbar senyum menyambut pagi

Bercerita tentang hari-hari sunyi di atas ketinggian bumi

Kaucemara yang tumbuh berselimut kabut

Diterpa angin dan badai yang bersungut-sungut

Tapi tidak kauladeni sampai semaput

Padahal salju di sekelilingmu juga menggulung ke tiap sudut menikam bagai malaikat maut

Namun

Kautetap perkasa dalam diam

Ditiru manusia di manapun secara diam-diam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun