Suara tikus mulai ramai. Mereka keluar dari got menelusuri jalan gang di sepanjang petak rumah sewa ini. Suara kucing sekali-kali terdengar. Tikus tidak takut lagi. Justru kucing yang menghindar.
***
Esok sehabis isya di dekat lapak mas Mo, dan mas Sumeng terjadi keributan. Seorang pedagang hand phone bekas menangkap basah pencuri yang pura-pura beli. Secara bersamaan orang-orang berkumpul hendak meninjunya. Tapi untung mas Mo, dan mas Sumeng cepat bertindak, dan mencegah.
Pencuri ini usia sebaya dengan keduanya, sekitar 45 tahun. Keduanya pun meminta orang yang berkerumun bubar. Sementara tak lama orang yang tugasnya mengamankan lapak mendatangi. Mereka dua orang. Mereka memintanya untuk segera dibawa ke kantor polisi.
"Bawa saja ini barang."Katanya berbarengan.
Tapi mas Mo, dan Mas Sumeng berkeras mencegah, dan meminta untuk diselesaikan biasa saja. Itu juga disetujui oleh pedagang hand phone bekas. Sebab baik mas Mo, dan mas Sugeng paham betul itu semata ancaman supaya dua orang yang mengamankan lapak ini memeras pencuri ini.
"Untuk apa mas mencuri?"Tanya mas Sumeng.
"Anak saya buat belajar pak,"balasnya tertunduk, dan gemetar.
Dua orang keamanan itu berbarengan pula bilang di mana-mana maling tukang ngibul. "Mana ada maling ngaku maling!"
Tapi mas  Mo, dan mas Sumeng mau mendengar pengakuannya. Tukang handphone bekas juga demikian. Karena itu atas inisiatif mas Mo, dan Mas Sumeng handphone itu diberikan juga pada pencuri tersebut.
Tukang handphone ditanya oleh mas Mo,"apa punya anak yang masih sekolah?"