Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pejuang, Kafe, dan OTT (Bagian 3 - Tamat)

13 Agustus 2020   23:47 Diperbarui: 16 Agustus 2020   22:59 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf mbak, mas.  aku minta izin satu lagu untuk instrumental piano."

"Oh boleh, pianis yang main?"

 "Biar saya saja yang main, mbak."

"Ah asik pasti nih. Boleh tahu judulnya mas?"

"Kiss The Rain, dari Yiruma, mbak."

"Keren, mas,"puji penyanyi wanita ini, seraya menepuk bahuku, dan pianis pun memberikan isyarat jempolnya.

Aku sendiri agak gugup, sebab ini pertama aku mainkan piano di ruang publik. Yang tentu  bakal mencuri perhatian mata pengunjung caf ini. Tapi demi Naomi, dan kejutan untuknya, aku nekat saja. Bismilah!

Perlahan dan konsentrasi penuh, ketukan tuts yang ada kumainkan. Bunyi denting piano mengisyaratkan suasana hati yang sedang kurasakan malam ini. Aku berharap Naomi juga merasakan hal yang sama. Ini lagu favoritnya yang kerap ia kirim lewat WA dulu, sebelum peristiwa OTT itu.

Dari tempat duduk itu tampak Naomi mendengarkan, awas. Ia sangat menikmati nada lagu ini yang begitu disukainya. Ia tampak tidak tenang seakan ingin mendengar dari dekat. Ia larut oleh bunyi instrumentalia itu. Beberapa kali kepalanya mencoba melihat ke arah piano.

Ia paksa dirinya untuk bangkit, dan melangkah ke arah bunyi nada itu. Ia mendekat sekitar empat langkah,  dan kini jelas ia melihatku. Aku selintas meliriknya. Tetap konsentrasi untuk menuntaskan lagu ini.

Dua langkah kian mendekat di sisi penyanyi. Naomi terlihat basah oleh air matanya. Keduanya juga tampak haru, serta saling berbisik. Penyanyii itu kemudian memberikan tissue pada Naomi, seraya merangkulnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun