Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Miss Curry Pelacur Revolusi

12 Agustus 2020   08:26 Diperbarui: 15 Agustus 2020   00:15 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara miss Curry malamnya  juga didatangi konsumen berturut-turut. Namun ada tiga lelaki di antaranya sebagai kawan seperjuangan. Ia mengetahui ketika ia menyebut sandi, dijawab eks Tukang Copet, Awas Dompet.

Selang satu jam, pejuang lain mantan Perampok yang sedang tugas di lokalisasi juga membalas, Emas Sekarung, dua jam kemudian, mantan Pembunuh yang memang punya nyali sebagai pembunuh bayaran sebelumnya, membalas, Tamat Riwayatmu.

Padahal mereka sebelumnya tidak kenal satu sama lain sebagai agen intelijen pasukan pemerintah. Karena didapat informasi dari sumber yang mereka percaya, bahwa salah seorang antek penjajah berada di lokalisasi ini, maka ketiganya menuju ke sini. Rupanya informasi yang ketiganya peroleh terkonfirmasi pula lewat Miss Curry secara detail. Maka jadilah mereka melaksanakan perintah sesuai tugasnya.

Di hari itu juga berturut-turut.

Tukang copet memburu di pagi hari ketika antek penjajah ini akan pergi ke kediamannya meninggalkan kota ini. Ia berhasil hanya dengan berpura-pura meminjam api rokok yang sedang dihisapnya ketika hendak berangkat naik sado atau delman.

 Si antek yang kaya raya ini, terbahak mengetahui dompetnya hilang di kediamannya siang itu. Ia menduga dan sadar yang mencopetnya orang yang pagi tadi meminta api rokok padanya. Padahal uang hanya sedikit cuma lima gulden saja, dan selembar identitas dirinya.

 "Copet bangsat!"

Malamnya kembali lemari yang ada di kamarnya dibongkar paksa oleh perampok yang menyusup jauh ke kediamannya. Dan, emas yang disimpan raib tak tersisa. Si antek tak kepalang marahnya, dan memaki pada penjahat itu. Semua orang yang ada di kediamannya diminta untuk segera melapor pada pihak kepolisian Belanda malam ini juga.

Karena hingga tengah malam tak jua ada yang kembali, dan ia sendiri, maka Lewat tengah malam itu, ia juga mati dibunuh. Si pembunuh meninggalkan catatan ANTEK PENJAJAH SIALAN.

Karuan saja tewasnya lelaki ini menimbulkan gejolak di kalangan opsir Belanda. Ada kecurigaan ia telah diketahui sebagai mata-mata Belanda. Namun setelah diselidiki hingga pagi tak ditemukan bukti-bukti, hanya catatan itu saja yang dianggapnya sebagai catatan gila orang ekstrimis.

Opsir Belanda itu kemudian beri perintah dengan nada marah pada anak buahnya yang punya kulit sawo matang ," een kowe mesti cari dan tangkap  itu ekstrimis-ekstrimis gila!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun