Namun dari jarak 10 meter seorang lelaki kurus mirip dirinya mengawasi. Orang ini telah memperhatikan selama satu jam. Komat terlihat berulangkali memasukan uang ke balik celana komprangnya. Dalam satu jam itu dipikirnya Komat sudah bisa untuk makan selama tiga hari. Orang ini juga tahu ia pura-pura buntung di kaki. Segala borok, dan baju compang campingnya juga settingan Komat.
"Lagu lama ini diputer lagi,"cetusnya.Â
Ia pun mendatangi Komat seraya membanting puntung rokok, dan diinjaknya.
"Darimana lu?"Tegasnya tiba-tiba.
"Dari tadi, bang,'balas Komat mengiba,
"Goblok!Bukan itu, lu siapa yang kordinir?"
"Gak ada, bang."
"Ini lapak si Kamit. Tumben hari ini gak datang dia. Bayar lu, satu jam 10 ribu di sini."
"Kok bayar?"
"Enak aja gratis. Mana ada lapak di sini yang gratis. Si Kamit setor satu jam segitu di hari Senin biasa. Bulan puasa 20 ribu satu jam. Ngerti?"
Ketimbang ribut, Komat keluarkan juga uang receh 10 ribu dan menyerahkannya. Orang ini bilang lagi setelah menerima uang itu, si Kamit di sini tiap Senin lima jam, satu minggu sekali. Jadi hokinya dia hari Senin. Satu bulan empat kali dia nongkrong. Selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu full. Minggu saja yang kosong. Mereka bilang katanya hari libur butuh refreshing.