Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Mas Kom, Tuan Pas, dan Ongol-ongol Mbak Lana

12 Juli 2020   12:27 Diperbarui: 14 Juli 2020   18:55 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gerobak dagang. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Memang antara Tuan Pas dan Mas Kom usianya tidak terpaut jauh. Bedanya hanya Tuan Pas duda dengan 5 anak saja. Jadi semua itu juga diam-diam dipertimbangkan Mbak Lana. Yang satu juragan tempe, satunya lagi enterpreuner. Karenanya siapa yang sergep duluan, maka mbak Lana akan merelakan dirinya.

Semalaman Mas Kom berpikir keras. Ia memperhitungkan ucapan Tuan Pas yang satu bulan lagi akan ke kampung Mbak Lana. Paling tidak ia akan melamar. 

Jika itu terjadi, maka harapannya punah sudah. Setiap hari itu pula dalam rentang waktu satu minggu berturut-turut ketika Mbak Lana datang ke warung, Tuan Pas terus memohon. 

Kadang tidak cuma ucapan, ia berikan juga bunga anggrek plastik, parfum oplosan, bahkan cincin perak sebagai panjer bilangnya.  Begitu juga di minggu ke dua masih demikian yang dilakukan. Kiranya kalau diperhitungkan sudah lumayan banyak yang diterima Mbak Lana dari juragan tempe ini.

Sepanjang waktu itu Mas Kom benar-benar naik darah. Makanya setelah lewat satu hari dari waktu dua minggu itu, ia putuskan untuk mengawini Mbak Lana. 

Ia bicarakan ini di saat Tuan Pas telat datang siang ini, oleh sebab ada pelamar perempuan yang hendak melamar kerja pada pabriknya. Dan Mbak Lana pun bahagia mendengar keinginan Mas Kom yang sudah demikian lama dinanti. 

Esoknya warung tutup, dan esok itu juga Mbak Lana bersiap pulang kampung. Tiga hari kemudian mereka benar-benar menikah di kampung sana yang dihibur oleh orkes organ tunggal.

---------------------

Lebih dari satu minggu mereka berbulan gula. Dan bersiap untuk kembali ke warung yang lama ditinggalkan. Sementara hitungan Tuan Pas ini sudah satu bulan sejak ia mempropose lamarannya pada Mbak Lana yang tak kunjung ada kabar. Apalagi warung di selama waktu itu tutup terus, juga tiada pemberitahuan.  

Namun rupanya salah satu pelanggan Mas Kom mengabarkan pada Tuan Pas, bahwa warung tutup karena Mas Kom menikahi janda yang biasa menitip jualannya. 

Karuan saja mendengar itu Tuan Pas bukan main gusar. Tanpa basa basi ia kemudian langsung menyegel warung miliknya yang dikontrakan pada Mas Kom yang masih nunggak satu bulan, dengan papan nama pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun