Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Senyum Bbok Yah

29 Mei 2020   06:16 Diperbarui: 29 Mei 2020   07:59 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbok Yah tersenyum mengingat pertemuannya dengan Mini setahun lalu sembari bersandar pada bale yang sudah reot, dan penuh tambalan di dindingnya. Namun terasa masih lumayan enak untuk meluruskan tubuh rentanya itu. Ia pun berbaring lemah di situ sembari memejamkan mata dengan tenang. 

Namun dalam hitungan detik berikutnya tiba-tiba bunyi nafasnya tersedak cepat. Orang berkerumun kemudian. Sayup-sayup mbok Yah mendengar lirih suara Mini memanggilnya berulang-ulang.  Gelap datang seketika seolah cahaya matahari pagi enggan menerobos lorong kehidupan nenek tua ini selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun