Keseringan interaksi antara orang tua dan anak bukan tidak mungkin akan membuat menimbulkan dialog. Dialog menjadi salah satu cara efektif untuk menghadapi berbagai persoalan yang dialami. Kasus bullying bisa dihadapi jika kerja sama yang terus menerus antara sekolah dan orang tua.Â
Jika sekolah terus menekankan pembentukan karakter lalu tidak dilanjutkan di rumah (keluarga) semuanya tidak bisa berjalan dengan baik dan hanya akan menjadi harapan.Â
Di balik maraknya akibat dari bullying, menyerahkan tugas pembentukan karakter kepada sekolah bukan hal yang tepat. Keluarga meski menaruh kesadaran bahwa mereka punya tanggung jawab yang sama juga.
Kebiasaan menanamkan nilai-nilai kebaikan seperti saling menghormati kelebihan dan kekurangan orang lain, menanamkan sikap cinta kepada sesama akan membantu setiap anak untuk tidak membully sesamanya.Â
Itulah alasan mengapa sekolah bukan satu-satunya lembaga yang memiliki tanggung jawab penuh atas maraknya kasus bullying yang dilakukan oleh anak-anak. Kebiasaan menanamkan nilai-nilai ini sejak kecil, akan membantu anak untuk hormat dan peduli kepada sesama di masa mendatang.
Selain itu, menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk anak akan membantu anak untuk berkembang dengan baik dalam pembentukan karakter. Nyaman di sini bukan hanya menyediakan segala sesuatu yang diinginkan oleh anak. Tetapi menciptakan komunikasi dan kedekatan antara orang tua dan anak.Â
Keteladanan orang tua dalam bertutur kata di hadapan anak juga memberikan dampak yang penting bagi perkembangan. Anak memiliki kecenderungan untuk meniru (mimesis) apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Itulah alasan rumah menjadi tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak.Â
Kasus bullying terus meningkat. Hal ini menandakan bahwa pendampingan dari orang tua dan juga guru semakin menurun. Pendampingan yang diberikan bukan dengan cara mengekang tetapi memberi teladan dan mengarahkan. Tutur kata dan tindakan mendapat perhatian yang serius agar anak bisa belajar. Belajar bukan hanya tentang pengetahuan (akademik) tetapi juga karakter atau kepribadian.