Mohon tunggu...
Erson Bani
Erson Bani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis buku "Lara Jasad" (2023) & "Melayat Mimpi" (2023)

Hanya ingin mengabadikan kisah lewat aksara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melacak Jejak PBB dari LBB hingga Konflik Rusia-Ukraina

28 Februari 2022   18:27 Diperbarui: 28 Februari 2022   18:30 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data dari United Nations Peace Keeping pada 30 November 2021, dikatakan bahwa terdapat 71 operasi penjagaan keamanan (peace keeping) sejak 1948 dan ada 12 operasi saat ini (current peace keeping operations). Adapun jumlah personel yang bergabung didalamnya sebanyak 87.572 dari 121 negara yang terdiri dari 1.001 expert in mission, 7.266 police, 2.073 staff officer, 11.996 civilian personnel, 1.247 UN volunteers, dan 63.889 troops. Dari upaya yang dilakukan ini, jatuhnya korban jiwa tidak bisa dihindari. Terdapat 1.500 orang yang meninggal dalam operasi saat ini (total fatalities in current operations) dan 4.161 total keseluruhan sejak 1948 (total fatalities in all operations since 1948).

Keempat, peace building. Peace building adalah upaya menciptakan keadaan yang damai seperti sebelum terjadinya konflik. Misalnya, pemulihan keadaan ekonomi, sosial dan politik, memperbaiki fasilitas pendidikan, kesehatan dan membangun infrastruktur. Hal ini dilakukan agar faktor yang menyebabkan perang tidak terjadi lagi.

Kelima, peace time operation. Peace time operation merupakan kegiatan menanggulangi bencana atau yang dikenal dengan misi kemanusiaan. Misalnya, memberikan bantuan berupa obat-obatan, makanan, tempat tinggal, para tenaga medis, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.

Keenam, peace enforcement. Upaya yang dilakukan pada tahap ini adalah membangun pemahaman dan meyakinkan pihak-pihak akan bahaya yang terjadi akibat perang. Misalnya, perang hanya akan menimbulkan kehancuran jiwa, moralitas sosial, dan berbagai bangunan. Atau, perang dapat menimbulkan trauma yang berkepanjangan kepada mereka yang mengalaminya dan bisa saja dendam masa lalu akan terus terbawa dari generasi ke generasi. Beberapa langkah inilah yang dilakukan oleh PBB dalam menangani konflik.

Upaya PBB dalam Konflik Rusia-Ukraina

Lalu sudah sejauh mana PBB berusaha meredakan konflik Rusia-Ukraina? Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya dua badan utama PBB, Majelis Umum yang beranggotakan 193 negara dan Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang, akan mengadakan pertemuan terpisah pada Senin mengenai invasi Rusia ke Ukraina. Dalam pertemuan ini menurut Dewan Keamanan akan memberikan kesempatan kepada semua anggota PBB berbicara tentang konflik ini dan akan memberikan resolusi di akhir minggu yang menurut Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield yang akan meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya yang tidak dapat dipertahankan dan atas pelanggarannya terhadap Piagam PBB.

Duta Besar Prancis, Nicolas De Riviere mengumumkan bahwa Dewan Keamanan akan mengadakan pertemuan Senin sore mengenai dampak kemanusiaan dari invasi Rusia, sesi yang diupayakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memastikan pengiriman bantuan kepada semakin banyak orang yang membutuhkan di Ukraina.

De Riviere mengatakan Prancis dan Meksiko akan mengusulkan rancangan resolusi untuk menuntut diakhirinya permusuhan, perlindungan warga sipil, dan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan untuk memenuhi kebutuhan mendesak penduduk. Dikatakan kemungkinan akan dilakukan pemungutan suara pada hari Selasa. Jika terjadi lagi maka ini adalah yang ketiga kalinya dilakukan pemungutan suara.

Sebelumnya, Dewan Keamanan juga telah melakukan pemungutan suara pada resolusi yang disponsori oleh Amerika. Hasilnya, 11 suara setuju, 1 tidak setuju dan 3 abstain yakni China, India, Uni Emirat Arab. Hasil yang sama terjadi dalam dua pertemuan. Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia mengatakan dia memilih menentang resolusi tersebut karena dewan belum membuat petunjuk pada upaya untuk mencapai solusi konstruktif. Selama pertemuan hari Minggu, dia berkata, sekali lagi kami mendengar kebohongan, penipuan dan kebohongan tentang penembakan membabi buta di kota-kota Ukraina, rumah sakit dan sekolah. Tentara Rusia tidak mengancam warga sipil di Ukraina.

Nebenzia menuduh "nasionalis Ukraina" menangkap warga sipil dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia dan membawa alat berat dan beberapa peluncur roket ke daerah pemukiman. Dan dia mengatakan warga sipil juga diancam oleh "tahanan, pelarian dari penjara, perampok, pencuri dan penjahat" yang telah diberikan senjata.

Berhadapan dengan situasi seperti ini, ada sebuah pernyataan menarik dari Duta Besar Ghana, Harold Agyeman. Ia meminta semua anggota PBB untuk berpartisipasi dalam pertemuan darurat Majelis Umum hari Senin untuk bersatu dalam seruan perdamaian dalam menghentikan perang yang tidak dapat dibenarkan ini. "Pertemuan ini harus dilakukan tidak hanya untuk generasi ini tetapi untuk mengenang mereka yang "berbicara kepada kita dari kuburan yang gelisah dari dua perang dunia" ("He said it should be done not only for this generation but in memory of those who "speak to us from the restless graves of the two world wars.")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun