Mohon tunggu...
Erson Bani
Erson Bani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis buku "Lara Jasad" (2023), "Melayat Mimpi" (2023), Senandika dari Ujung Negeri: Kumpulan Opini dan Esai tentang Pendidikan, Sosial, Budaya, dan Agama (2024)

Hanya ingin mengabadikan kisah lewat aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekerasan Seksual: Saatnya Menghentikan Pelestarian Culture of Silence

15 Februari 2022   21:54 Diperbarui: 15 Februari 2022   22:15 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, sensibilitas yang berkaitan dengan pelaku kekerasaan seksual. Seperti yang sudah dikatakan bahwa kemampuan intelektual saja tidak mampu untuk menghindari pelaku dari kejahatan seperti ini, maka dibutuhkan pembudayaan sensibilitas terhadap sesama. 

Pembudayaan sensibilitas di lembaga pendidikan dan juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan. Sehingga hal yang baik ini bisa membawa seseorang pada kesadaran bahwa dia adalah aku yang lain. Kesadaran ini dapat membuat seseorang menyadari bahwa apa yang ia lakukan itu sebenarnya sebuah kejahatan yang menodai dirinya sendiri.

Kasus kekerasan saat ini menjadi masalah yang sering dibicarakan. Budaya diam sepertinya sudah melekat dalam diri setiap korban. Hal ini karena kurangnya dukungan dari berbagai pihak dan hilangnya sensibilitas dalam membantu mereka untuk bersuara. 

Budaya ini harus dihilangkan jika ingin membela martabat perempuan. Sikap ini dapat diganti dengan sikap sensibilitas. Sensibilitas dalam memandang perempuan sebagai bagian dari diri sendiri dan sensibilitas untuk membela hak-hak mereka dan bukan menjadikan mereka sebagai sumber kesalahan. Budayakan sikap sensibilitas dan hilangkan budaya diam (culture of silence).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun