Kedua, sensibilitas yang berkaitan dengan pelaku kekerasaan seksual. Seperti yang sudah dikatakan bahwa kemampuan intelektual saja tidak mampu untuk menghindari pelaku dari kejahatan seperti ini, maka dibutuhkan pembudayaan sensibilitas terhadap sesama.Â
Pembudayaan sensibilitas di lembaga pendidikan dan juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan. Sehingga hal yang baik ini bisa membawa seseorang pada kesadaran bahwa dia adalah aku yang lain. Kesadaran ini dapat membuat seseorang menyadari bahwa apa yang ia lakukan itu sebenarnya sebuah kejahatan yang menodai dirinya sendiri.
Kasus kekerasan saat ini menjadi masalah yang sering dibicarakan. Budaya diam sepertinya sudah melekat dalam diri setiap korban. Hal ini karena kurangnya dukungan dari berbagai pihak dan hilangnya sensibilitas dalam membantu mereka untuk bersuara.Â
Budaya ini harus dihilangkan jika ingin membela martabat perempuan. Sikap ini dapat diganti dengan sikap sensibilitas. Sensibilitas dalam memandang perempuan sebagai bagian dari diri sendiri dan sensibilitas untuk membela hak-hak mereka dan bukan menjadikan mereka sebagai sumber kesalahan. Budayakan sikap sensibilitas dan hilangkan budaya diam (culture of silence).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H