"Eeeh, iya iya...., haha....!" gelak Putra setelah paham, "makasih Mama Lisa, sudah mau menyupport Putra, semangat untuk Lisa, ya!" kata Putra sambil mengepalkan tangan.
Wajahnya sudah semringah dan penuh rasa optimis. Sedangkan ibunya masih belum paham.
"Mama Lisa ke kantor TU dulu, ya! Ibu..., support putramu terus, dia anak hebat, dan dia sudah melakukan tugasnya dengan baik, buktinya dia juara kelas juga, looh... Sekarang dia nggak dapat sekolah negeri, bukan berarti dia gagal, Bu!" kata Zainab pada Mama Putra yang mulai menyadari perkataanya, yang selalu menyudutkan putranya itu.
"Terima kasih Mama Lisa sudah menguatkan anak saya, dan menyadarkan saya!" katanya dengan tatapan sedih.
"Sama-sama..., ayo kita semangat di ~luar negeri~, hehe..." kata Zainab sambil mengepal tangan, lalu melangkah pergi.
"Ayo semangat ke ~luar~ negeri, haha..." terdengar gelak tawa mereka yang mendengarkan percakapan sejak tadi.
Sejak percakapan itu, mulai banyak status bermunculan dengan tulisan, "Ayo Semangat Ke ~Luar~ Negeri!"
Saat Lisa melihat kepulangan ibunya, dia senyum-senyum memandangi wajah Zainab. Dia merasakan energi positif ibunya menular. Dia sempat berbalas pesan dengan Putra dan beberapa temannya, jika ibunya memberikan spirit positif, kepada teman-temannya yang tak mendapat sekolah negeri.
"Kita sudah mendapatkan sekolah, semoga ke depannya bisa lebih baik ya, Neng!" kata Zainab sambil meletakan amplop berkas, "nggak apa kan sekolah di sini?" tanya Zainab lagi.
"Ayo semangat ke luar negeri! Hehe..." sahut Lisa sambil memeluk sang ibu, "terima kasih, Ma!" .
"Sama-sama, Sayangku!" kata Zainab lembut.