Selamat Hari Ibu, Bu!
Karya. Ersalrif
Air hujan masih terus mengguyur muka bumi. Perlahan tirai kegelapan turun menyelimuti persada. Wajah Amel tampak muram menatap  jalan di hadapannya.
"Sudah maghrib, Kak!" Tegur Salman sambil duduk di samping sang kakak, "belum pulang juga, ya?" tanyanya lirih, sembari merangkul lengan kakaknya.
Amel menggelengkan kepala dengan perlahan. Dirangkul pundak Salman dan didekap dengan sayang.
"Kita tutup pintu, lalu shalat dulu, yuk!" ajak Amel sembari bangkit menutup daun pintu rumahnya.
Selimtas dia melihat lagi jalanan, berharap sang ibu melewati gerbang komplek untuk pulang.
"Mungkin ibu sedang mengejar target, sebelum memasuki libur tahun baru, De!" desis perlahan.
Salman mengangguk pelan, dan mengikuti langkah sang kakak untuk mengambil air wudhu. Mereka mandiri sejak usia dini, karena ditempa keadaan.
Tak lama dia sudah menjalankan ibadah bersama sang adik yang berusia lima tahun itu.
"Ya Allah, berkahi usaha dan usia ibu kami. Tolong jaga selalu ibu di manapun beliau berada, dan sayangi seperti ibu menyayangi kami, aamin." Doa Salman lancar dengan suara bergetar.