Mohon tunggu...
Ersa Kartini
Ersa Kartini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel yang saya tulis hanya untuk kepentingan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita yang Ucapannya Didengar Allah SWT dan Penyebab Turunnya QS Almujadillah

9 Oktober 2022   18:40 Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:46 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Firman Allah SWT:

قد سمع الله قول التي تجادلك في زوجها وتشتكي إلى الله والله يسمع تعاؤكما ان الله سميع به

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Se sungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Al-Mujadilah 1).

Wanita itu bernama Khaulah binti Thalabah. Bersama suaminya Aus bin Samit tinggal di suatu rumah kecil. Suaminya seorang yang sudah tua dan anak pamannya sendiri.

Mereka hidup dalam kemiskinan. Aus bin Samit berperangai

buruk, ucapannya kasar, suka menghina dan memaki, bahkan seringkali ringan tangan terhadap Khaulah. Ketika Khaulah melihat suaminya datang masuk ke rumah, dia suguhkan makanan seadanya berupa roti kering dan minyak. 

Aus marah-marah disertai batuk-batuk yang memang sering dideri tanya. Begitulah keadaannya. Aus senang sekali makan, tetapi apa yang harus dimakan ?. Lelaki itu ingin dirumahnya selalu tersedia makanan yang enak-enak. Lalu dari mana Khaulah harus me nyediakan makanan itu ?. Ucapan suaminya yang sangat menyakit kan telinga, selalu diterima Khaulah dengan sikap sabar.


Wanita itu selalu menyimpan kesedihan dan penderitaan yang dialaminya. Hiburan satu-satunya ialah jika ia pergi sholat ber Jamaah di belakang Rasulullah SAW. Dia sering mendengar firman Allah yang disampaikan Rasul :

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu (Al-Baqarah 45).

Ayat itu bagaikan obat penawar rasa duka deritanya. Dengan air mata yang berlinang dia selalu patuh pada suaminya, ridha me nerima nasib dan selalu melayani kebutuhan suaminya dengan ikhlas Suatu hari tidak ada sedikitpun makanan di rumahnya. Aus suaminya pulang dan merasa sangat lapar. Dia tunggu Khaulah yang sedang sholat di mesjid.

Begitu Khaulah muncul, dia langsung memaki-maki istrinya itu dengan kata-kata yang sangat kasar. Dituduhnya istrinya mengha biskan makanan, padahal sudah dua hari Khaulah tidak makan, karena dia mengutamakan suaminya dari pada dirinya sendiri. Seringkali jatah untuknya diberikannya kepada laki-laki yang dicin tainya itu, agar sang suami tidak kelaparan.

Dituduh dan dicaci maki seperti itu, bukan alang kepalang sedih dan sakitnya hati Khaulah. Alangkah keji dan tak tahu dirinya engkau Aus, pikirnya, tetapi dia tetap sabar dan menahan diri.

Melihat istrinya hanya diam, Aus semakin berang. Ditamparnya wajah Khaulah dan berkata: "Kamu bagiku seperti punggung ibuku, kamu seperti punggung ibuku. Lalu lelaki itu pergi.

Khaulah tertegun, menangis terseduh-seduh meratapi nasibnya dan berkata pada dirinya : "Sampai hati engkau berbuat begitu padaku, Aus. Engkau ceraikan aku dengan cara jahiliah...?". Tak lama kemudian Aus pulang kembali ke rumah, dengan membawa genggaman kurma. Disodorkannya kepada Khaulah. seraya berkata: "Makanlah kurma ini, Khaulah".

Jawab Khaulah: "Alhamdulillah saya tidak lapar. Kata Aus lagi: "Jika demikian, baiklah aku habiskan saja semuanya". Dengan lahap dimakannya kurma itu, dan biji-bijinya dilemparkannya ke lantai. Kurma ditangannya habis. Aus mendekati Khaulah, mengajak nya masuk ke kamar. Khaulah mengelak dan menjauh. Aus mengejar sambil berusaha membuka baju Khaulah.

Dengan nada marah Khaulah berkata: "Aku haram bagimu. Engkau telah membelakangi aku dengan ucapanmu : 'Engkau bagiku sebagai punggung ibuku, engkau sebagai punggung ibuku. Aus tidak mempedulikan penolakan Khaulah, dia tetap inginkan Khaulah, namun Khaulah mendorong Aus dan dia lari keluar. Wanita itu tak sadar kalau bajunya di bagian dada robek. Setelah dia tahu dia bingung. Ke mana gerangan dia akan pergi dengan baju yang robek.

Lalu Khaulah menuju rumah tetangganya. Pintu diketuk, dibuka, dan dia dipersilahkan duduk. Disuguhkan padanya segelas susu, diminumnya, lalu diceritakannya semua yang terjadi. Air mata meleleh dipipinya yang tampak cekung.

Tetangganya memberikan pakaian pengganti bajunya yang robek, kemudian berkata: "Kalau begitu, engkau telah dicerai, hai Khaulah". Jawab Khaulah: "Ya, dia menceraikan aku dengan cara jahiliah". Kata tetangganya: "Apa yang akan kau lakukan, hai Khaulah ?". Khaulah menjawab: "Aku akan pergi menjumpai Ra sulullah SAW dan minta petunjuk beliau".

Khaulah menemui Rasul dan menceritakan seluruh kejadian dan keburukan perangai suaminya. Sambil mendengar uraian Khaulah, beliau menyela: "Ya Khaulah, anak pamanmu sudah tua, jagalah dia baik-baik".

Setelah pembicaraan mereka selesai, Rasulullah SAW diam, ter tegun, menunduk, karena beliau sedang menerima wahyu. Sesaat kemudian beliau bersabda: "Ya Khaulah, Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Quran terhadap masalahmu dan suami mu". Lalu beliau membacakan firman-Nya :

Bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya Allah telahmendegar perkataan wanita yang mengajukan gugatan nya kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mende ngar. Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu (perbuatan itu tidak benar, karena) tiadalah istri-istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan sesuatu perka taan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzihar istri mereka kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka wajib atasnya memerdekakan seorang budak sebelum suami-istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang siapa yang tidak mendapatkan budak, maka wajib atasnya shaum dua bulan berturut-turut sebelum kedua nya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. De mikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih" (Al-Mujadilah 1-4).

Khaulah mendengar langsung dari Rasulullah SAW apa yang diwahyukan Allah SWT atas persoalan yang dialaminya. Allah mendengar keluhan dan penderitaan Khaulah, seorang wanita lemah dan tidak berdaya, dari lapisan langit yang ketujuh. Hanya rasa syukur dan doa pada-Nya yang mampu diucapkan

wanita lemah ini: "Ya Allah Rabbul Alamin, alangkah agung dan besar kemu rahan, kasih sayang dan kemuliaan-Mu. Alangkah sempurna dan tingginya keadilan-Mu".

Air matanya meleleh, haru karena Allah tidak melupakannya, seorang wanita miskin sebatang kara, tua dan tiada berdaya. Sabda Rasulullah SAW: "Ya Khaulah, suruhlah suamimu me merdekakan seorang budak". "Dia tidak memiliki apa yang dapat dimerdekakan", jawab Khaulah. Rasulullah SAW bersabda, "Suruh dia melakukan apa yang diperintahkan Allah, yaitu shaum dua bulan berturut-turut, Khaulah yang mengetahui kelemahan suaminya yang sudah terlalu tua itu berkata: "Dia sudah sangat tua, dan tidak mampu lagi shaum dua bulan berturut-turut. Rasulullah SAW bersabda: "Berilah makan oleh suamimu enam puluh orang miskin dengan satu gantang (enam puluh kati) kurma". Khaulah menjawab: "Ya Rasulullah, dia tidak memiliki sekian banyak kurma". Sabda Rasul SAW: "Kami akan membantunya dengan sebagian kurma". Mendengar itu Khaulah cepat menyambung: "Dan dari aku sebagian yang lainnya, ya Rasulullah". Sabda Nabi: "Baik sekali. Pergilah segera dan sedekahkanlah kurma itu dan berlaku baiklah terhadap anak pamanmu.

Itulah Islam !. Kemudahan dan kelapangan dalam melaksanakan ajarannya mendapat perhatian Islam. Khaulah pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri disebabkan kegembiraannya. Dijumpainya sang suami sedang duduk termenung menyesali tindakan dan ucapannya terhadap Khaulah, yang baru kali itulah dia menyesal dengan segala tindak-tanduknya.

Melihat wajah istrinya yang cerah dan berseri-seri itu, hati Aus semakin sedih. Katanya: "Mengapa kau begitu tega, ya Khaulah". Jawab Khaulah: "Berita gembira, ya anak pamanku". Lalu diceri takannya apa yang terjadi di tempat Rasulullah SAW.

Aus tersentak dan berkata: "Ya Allah ya Rabbul Alamin, alangkah besarnya anugerah-Mu alangkah besarnya kasih sayang Mu". Masa berlalu begitu cepatnya. Kini Aus telah wafat meninggal kan Khaulah hidup sebatang kara. Wanita itu tetap tabah, tegar dan semakin kuat imannya dalam menempuh sisa hidupnya.

Umar Ra. "Inilah wanita yang ucapannya telah didengar Allah SWT dari atas langit ketujuh. Dialah Khaulah binti Thalabah penyebab turunnya awal Surat Al-Mujadilaah. Demi Allah apabila dia berdiri semalam suntuk aku tidak akan meninggalkannya kecuali untuk sholat, dan setelah sholat aku akan cepat kembali untuk menjumpai dan mem perhatikannya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun