Dituduh dan dicaci maki seperti itu, bukan alang kepalang sedih dan sakitnya hati Khaulah. Alangkah keji dan tak tahu dirinya engkau Aus, pikirnya, tetapi dia tetap sabar dan menahan diri.
Melihat istrinya hanya diam, Aus semakin berang. Ditamparnya wajah Khaulah dan berkata: "Kamu bagiku seperti punggung ibuku, kamu seperti punggung ibuku. Lalu lelaki itu pergi.
Khaulah tertegun, menangis terseduh-seduh meratapi nasibnya dan berkata pada dirinya : "Sampai hati engkau berbuat begitu padaku, Aus. Engkau ceraikan aku dengan cara jahiliah...?". Tak lama kemudian Aus pulang kembali ke rumah, dengan membawa genggaman kurma. Disodorkannya kepada Khaulah. seraya berkata: "Makanlah kurma ini, Khaulah".
Jawab Khaulah: "Alhamdulillah saya tidak lapar. Kata Aus lagi: "Jika demikian, baiklah aku habiskan saja semuanya". Dengan lahap dimakannya kurma itu, dan biji-bijinya dilemparkannya ke lantai. Kurma ditangannya habis. Aus mendekati Khaulah, mengajak nya masuk ke kamar. Khaulah mengelak dan menjauh. Aus mengejar sambil berusaha membuka baju Khaulah.
Dengan nada marah Khaulah berkata: "Aku haram bagimu. Engkau telah membelakangi aku dengan ucapanmu : 'Engkau bagiku sebagai punggung ibuku, engkau sebagai punggung ibuku. Aus tidak mempedulikan penolakan Khaulah, dia tetap inginkan Khaulah, namun Khaulah mendorong Aus dan dia lari keluar. Wanita itu tak sadar kalau bajunya di bagian dada robek. Setelah dia tahu dia bingung. Ke mana gerangan dia akan pergi dengan baju yang robek.
Lalu Khaulah menuju rumah tetangganya. Pintu diketuk, dibuka, dan dia dipersilahkan duduk. Disuguhkan padanya segelas susu, diminumnya, lalu diceritakannya semua yang terjadi. Air mata meleleh dipipinya yang tampak cekung.
Tetangganya memberikan pakaian pengganti bajunya yang robek, kemudian berkata: "Kalau begitu, engkau telah dicerai, hai Khaulah". Jawab Khaulah: "Ya, dia menceraikan aku dengan cara jahiliah". Kata tetangganya: "Apa yang akan kau lakukan, hai Khaulah ?". Khaulah menjawab: "Aku akan pergi menjumpai Ra sulullah SAW dan minta petunjuk beliau".
Khaulah menemui Rasul dan menceritakan seluruh kejadian dan keburukan perangai suaminya. Sambil mendengar uraian Khaulah, beliau menyela: "Ya Khaulah, anak pamanmu sudah tua, jagalah dia baik-baik".
Setelah pembicaraan mereka selesai, Rasulullah SAW diam, ter tegun, menunduk, karena beliau sedang menerima wahyu. Sesaat kemudian beliau bersabda: "Ya Khaulah, Allah telah menurunkan ayat-ayat Al-Quran terhadap masalahmu dan suami mu". Lalu beliau membacakan firman-Nya :
Bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya Allah telahmendegar perkataan wanita yang mengajukan gugatan nya kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mende ngar. Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu (perbuatan itu tidak benar, karena) tiadalah istri-istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan sesuatu perka taan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzihar istri mereka kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka wajib atasnya memerdekakan seorang budak sebelum suami-istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang siapa yang tidak mendapatkan budak, maka wajib atasnya shaum dua bulan berturut-turut sebelum kedua nya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. De mikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih" (Al-Mujadilah 1-4).
Khaulah mendengar langsung dari Rasulullah SAW apa yang diwahyukan Allah SWT atas persoalan yang dialaminya. Allah mendengar keluhan dan penderitaan Khaulah, seorang wanita lemah dan tidak berdaya, dari lapisan langit yang ketujuh. Hanya rasa syukur dan doa pada-Nya yang mampu diucapkan