Mohon tunggu...
Erry M Subhan
Erry M Subhan Mohon Tunggu... Lainnya - Fotografer/Videografer Freelance, Kontributor untuk beberapa agensi Photo Stock

Suka jalan-jalan menyambangi daerah-daerah dan bertemu dengan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berhentikan STY Sebuah Perjudian?

6 Januari 2025   21:56 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:22 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa pengamat sepakbola menyebutkan sisi taktikal menjadi kekurangan yang paling terlihat. Yang lain ikut mengamini, karena dengan skuad mentereng seharusnya timnas bisa tampil lebih meyakinkan dan lebih memberikan hiburan pada para pendukungnya.

Ditengarai kendala bahasa membuat komunikasi yang terjalin tidak efektif. STY memang dinilai agak kepala batu. Karena setelah sekian lama, STY melatih timnas sejak Desember 2019, tak kunjung bisa berbahasa Indonesia.

Komunikasi makin kompleks karena skuad timnas mulai banyak diisi pemain naturalisasi, dimana para pemain itu menggunakan bahasa Belanda atau bahasa Inggris untuk berkomunikasi.

Sang ketua umum sempat menyebut soal harmoni dalam tim kala menjelaskan alasan-alasan diberhentikannya STY. Hal mana yang memunculkan spekulasi masalah komunikasi adalah sumber dari masalah.

Memang ada penterjemah, namun boleh jadi itu dirasa tidak cukup. Seperti ada missing link disana yang berakibat tidak optimalnya implementasi taktikal di lapangan.

Sebelum laga melawan Arab Saudi di partai Kualifikasi Piala Dunia public sempat dibuat heran dengan adanya pertemuan antara para pemain tanpa melibatkan para tim pelatih dan official. Ada apa ?

Sejak itu publik mulai merasa ada yang tidak beres. Beruntung timnas mampu melibas Arab Saudi dengan skor 2-0, maka kabar tentang pertemuan para pemain hanya menjadi pemanis ditengah euforia kemenangan bersejarah atas Arab Saudi.

Namun disebutkan bahwa gejolak dimulai sejak laga melawan China. Saat itu timnas harus pulang dengan membawa kekalahan. Padahal saat itu publik sepakbola sangat percaya diri Indonesia akan bisa mengatasi China.

Kelemahan STY di sisi taktikal dan implementasinya makin disorot kala gagal dalam perhelatan ASEAN Cup. Indonesia memang hanya mengirimkan tim yang diisi pemain-pemain U22. Namun harapan para insan sepakbola tetap tinggi.

Setidaknya mereka berharap para anak muda itu tampil memukau. Namun apa daya yang terjadi adalah timnas U22 tampil mengecewakan. Tak heran bila publik sepakbola menilai  STY sebagai pelatih yang miskin taktik

Sebuah kekuatan yang juga menjadi "dosa" nya STY adalah terlalu menekankan pada endurance pemain alih-alih taktik dan tehnik. Berhembus kabar ada klub yang komplain karena pemainnya cedera setelah membela timnas karena latihan fisik yang terlalu berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun