***
Ibu Sarah berangkat pagi-pagi, seusai mengurus keperluan anak-anak dan suami. Dia menjemput kue-kue dari tetangga dan menjinjingnya bersama kue buatannya yang disebut lapet.
Lapet adalah kue khas Batak, dari tepung beras bercampur serutan kelapa berisi irisan gula merah, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus. Dia juga membuat lapet dari tepung ketan hitam, lalu diisi serutan kelapa yang dicampur gula putih.
Dulu, di Savannah, belum banyak rumah. Tapi, di sana ada sebuah pasar dadakan, tempat dia menjajakan kue-kue kepada penjual dan pembeli di pasar.
“Saya bersyukur. Banyak yang suka kue-kue saya, termasuk lapet. Dulu, di sini ternyata sudah ada keluarga-keluarga Batak.”
***
Pandangannya terhenti di sebuah rumah di blok H. Dia melihat dirinya sedang menahan kencing. Ekspresinya berubah. Hidungnya terangkat. Matanya menyipit. Mulutnya terbuka. Desah suara terdengar, sementara dia memperagakan kedua tangannya menekan-nekan perutnya bagian bawah.
“Tidak tahan lagi, saya lari ke semak-semak yang tinggi di sana dan jongkok,” katanya menunjuk rumah itu.
Entah kenapa kompleks baru itu bernama Savannah. Savannah (bahasa Inggris) berarti padang rumput. Savannah juga nama kota terkenal di negara bagian Georgia di Amerika Serikat. Banyak artis populer dunia bernama depan Savannah.
Menilik cerita Ibu Sarah, nama Savannah lebih mungkin pada riwayat area tersebut yang dulunya seperti padang rumput, dengan hanya beberapa rumah di atasnya.
***