Taman Literasi Christina Martha Tiahahu adalah salah satu RTH di Jakarta. Saat ini, kehadiran RTH memang makin dirasakan penting bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan seperti Jakarta.
Dengan menyusuri Jalan Panglima Polim sebentar, rombongan tiba di M-Bloc Space dan M Bloc Market. Di sini, Kopaja71 berkenalan dengan pesan pembangunan berkelanjutan. Yaitu bagaimana sebuah pembangunan tidak harus mengorbankan atau menghapus semua yang sudah ada, tetapi bisa mempertahankan bentuk historis dasarnya, sebagai pengingat dan untuk mempertahankan nilai klasiknya.
Contohnya adalah terdapat sebuah museum, bekas gedung Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang kemudian dibenahi secara artistik dan kreatif, sebagaimana bangunan lain di area M Bloc, sehingga menjadi daya tarik bagi yang ingin selfie. Tak heran bila area M Bloc yang penataannya antara lain dibidani oleh Glen Fredly ini disebut “instagramable” oleh banyak orang.
Dinding museum dilapisi gambar besar uang kertas lama satu rupiah. Ada gambar wajah Bung Karno di sana. Sejumlah peralatan untuk pembuatan uang pada zaman dulu terposisikan rapi dalam ruangan yang tak terlalu luas itu. Antara lain ada mesin potong, mesin cetak handpress, mesin pembuat dan penghitung uang logam. Peralatan ini terlihat terawat dan bersih.
Sungguh kejutan bagi Kopaja71 bahwa di area M-Bloc ini terdapat museum seperti ini. Sejumlah peralatan untuk pembuatan uang pada zaman dulu terposisikan rapi dalam ruangan yang tak terlalu luas itu. Antara lain ada mesin potong, mesin cetak handpress, mesin pembuat dan penghitung uang logam. Peralatan ini terlihat terawat dan bersih.
Memang benar. Terlihat, bangunan dasar di area ini tidak diganggu. Restoran dan kafe berjajar. Sebuah dinding memanjang dilubangi di beberapa titik sehingga bangunan di belakang dinding terlihat. Di bagian bangunan yang terlihat itu kemudian dibuat lukisan atau improvisasi seni yang membuat titik-titik itu terlihat klasik, apik, dan hidup.
Di bagian agak ke dalam, Kopaja71 menemukan tempat di mana UMKM menjual produk, yang semuanya lokal. Di sini bisa ditemukan snack buah yang dikeringkan seperti yang Kopaja71 peroleh dari Sebumi di Halte Bundaran HI.
Pesan "Hijau"
Program tur ini memang sudah teragenda. Namun, kenyataan di lapangan benar-benar melahirkan sejumlah kejutan buat Kopaja71. Ini tentu saja berkat kesigapan dan perencanaan yang lumayan matang dari penyelenggara, khususnya Bella dan Eka dari Sebumi sebagai pemandu utama.