Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lepas Bahagia Mama Aurelia di 'Mama Bangga'

21 Juni 2023   23:50 Diperbarui: 27 Juni 2023   10:57 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara lepas bahagia Mama Aurelia yang berlanjut dari gereja ke Kedai Kopi 'Mama Bangga' (Sumber foto: Kolase dokumentasi pribadi GSM HKBP Cibinong)

Ada para mama yang tidak ingin malam lekas sirna. Keinginan itu berakhir dengan acara lanjutan setelahnya, di kedai kopi bernama “Mama Bangga”, di samping gereja.

Haleluya. Bukan hal biasa. Bukan rekayasa, bahwa pada suatu titik hati seorang mama mendapati irisannya. Hatinya bahagia, sembari bersama temannya sesama mama menikmati indahnya lampu-lampu neon gereja yang terlihat dari kedai kopi “Mama Bangga”.

“Indah juga, ya,” kata seorang mama.

“Iya,” jawab mama yang satu lagi melalui anggukan kepala.

Adapun pemilik kedai adalah Carlos dan Jeremia. Dua sohib sejak taman kanak-kanak dan tetap bersahabat ketika dewasa.

Kedai yang tidak terlampau besar, sekitar sembilan meter kali tiga. Bernuansa Cina, tapi Ambon dan Batak yang punya. Ada kipas di dinding dan tirai pengganti pintu dalam warna merah ceria.

“Biar sedikit berbeda,” kata Mama si empunya. Maksudnya, untuk memberi warna baru dari deretan kedai di kiri-kanannya, yang sudah lebih dulu ada.

Acara lepas bahagia Mama Aurelia yang berlanjut dari gereja ke Kedai Kopi 'Mama Bangga' (Sumber: Kolase dokumentasi GSM HKBP Cibinong)
Acara lepas bahagia Mama Aurelia yang berlanjut dari gereja ke Kedai Kopi 'Mama Bangga' (Sumber: Kolase dokumentasi GSM HKBP Cibinong)

Mama Jeremia mengaku "terkejut" ketika datang ke kedai anaknya dan membaca daftar menu di sana. Di paling bawah tertulis: "KATA MAMA AKU PASTI BERHASIL. mama bangga". 

Mama Jeremia memang rajin memotivasi putranya dan sering mengatakan, "Kamu pasti berhasil. Mama bangga." 

Siapa nyana, kata-kata orangtua ternyata menjadi memori yang mengamunisi rencana demi rencana hingga terwujud sebagai sebuah karya. Sebuah usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun