Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lepas Bahagia Mama Aurelia di 'Mama Bangga'

21 Juni 2023   23:50 Diperbarui: 27 Juni 2023   10:57 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara lepas bahagia Mama Aurelia yang berlanjut dari gereja ke Kedai Kopi 'Mama Bangga' (Sumber foto: Kolase dokumentasi pribadi GSM HKBP Cibinong)

Ini bukan irisan kentang atau tomat, meskipun buntutnya bertemu kopi dan teh susu nikmat. 

Ini irisan soal mama.

Serentetan peristiwa kami lalui sejak lama. Hingga, malam itu (Senin, 19 Juni 2023), kami harus melepas Mama Aurelia yang bersama keluarganya akan pindah ke Kutacane, Babussalam, Aceh Tenggara.

Malam itu, ada guru-guru sekolah minggu yang sebagian besar mama-mama. Pernah ada film pendek tentang doa seorang mama. Ada tim pendoa syafaat yang semuanya mama-mama. Ada pertemuan dua hari (Sabtu-Minggu) akhir pekan lalu yang juga mayoritas mama-mama.

Malam itu, kami diizinkan bertemu dengan semua kenangan itu dan masih banyak lainnya, di gereja, untuk melepas Mama Aurelia yang akan berangkat lusa. Mama Aurelia merupakan irisan utama dari seluruh rangkaian peristiwa yang tertutur baru saja.

Irisan itu bertemu di gereja. Ada doa sebagai pembuka. Ada pesan-pesan dari para mama untuk seorang mama, termasuk pesan tentang seorang mama dari seorang mama. Ada makan bersama walau sederhana bersama para mama.

Bukan direncana, dua anak sekolah minggu, kakak-beradik, juga ada di sana. Mereka anak sekolah dasar, kelas empat dan dua. Mereka ikut ke gereja untuk menemani Mama mereka. Akhirnya, mereka ikut memberikan pesan dan kesan untuk Mama Aurelia, mewakili murid-murid sekolah minggu, teman-teman mereka.

Peserta Pembinaan Guru Sekolah Minggu (GSM) pada Sabtu-Minggu (17-18 Juni 22023) di Sentul. Ada Mama Aurelia. (Sumber: Dokumentasi GSM HKBP Cibinong)
Peserta Pembinaan Guru Sekolah Minggu (GSM) pada Sabtu-Minggu (17-18 Juni 22023) di Sentul. Ada Mama Aurelia. (Sumber: Dokumentasi GSM HKBP Cibinong)

Ya, tentu saja ada air mata. Terlebih ketika kami membalik-balik lembaran memori kami tentang Mama Aurelia dan kehangatannya. Ketika bersama-sama menjalani suka-duka, sedih-gembira, serius-jenaka, khusyuk-santai ria.

Amang paniroi (penatua gereja) sekolah minggu adalah yang terakhir menyampaikan satu-dua patah kata. Perjumpaan ditutup dengan doa oleh Mama Lydia.

Ada para mama yang tidak ingin malam lekas sirna. Keinginan itu berakhir dengan acara lanjutan setelahnya, di kedai kopi bernama “Mama Bangga”, di samping gereja.

Haleluya. Bukan hal biasa. Bukan rekayasa, bahwa pada suatu titik hati seorang mama mendapati irisannya. Hatinya bahagia, sembari bersama temannya sesama mama menikmati indahnya lampu-lampu neon gereja yang terlihat dari kedai kopi “Mama Bangga”.

“Indah juga, ya,” kata seorang mama.

“Iya,” jawab mama yang satu lagi melalui anggukan kepala.

Adapun pemilik kedai adalah Carlos dan Jeremia. Dua sohib sejak taman kanak-kanak dan tetap bersahabat ketika dewasa.

Kedai yang tidak terlampau besar, sekitar sembilan meter kali tiga. Bernuansa Cina, tapi Ambon dan Batak yang punya. Ada kipas di dinding dan tirai pengganti pintu dalam warna merah ceria.

“Biar sedikit berbeda,” kata Mama si empunya. Maksudnya, untuk memberi warna baru dari deretan kedai di kiri-kanannya, yang sudah lebih dulu ada.

Acara lepas bahagia Mama Aurelia yang berlanjut dari gereja ke Kedai Kopi 'Mama Bangga' (Sumber: Kolase dokumentasi GSM HKBP Cibinong)
Acara lepas bahagia Mama Aurelia yang berlanjut dari gereja ke Kedai Kopi 'Mama Bangga' (Sumber: Kolase dokumentasi GSM HKBP Cibinong)

Mama Jeremia mengaku "terkejut" ketika datang ke kedai anaknya dan membaca daftar menu di sana. Di paling bawah tertulis: "KATA MAMA AKU PASTI BERHASIL. mama bangga". 

Mama Jeremia memang rajin memotivasi putranya dan sering mengatakan, "Kamu pasti berhasil. Mama bangga." 

Siapa nyana, kata-kata orangtua ternyata menjadi memori yang mengamunisi rencana demi rencana hingga terwujud sebagai sebuah karya. Sebuah usaha.

Seorang mama bertanya, mengapa ya, anak-anak suka "serba mama". Apa-apa selalu "mama". 

"Sssstttt.... hari ini Hari Ayah Sedunia," kata seorang mama. 

Ha ... ha ... ha ... Bertambah lagi nostalgia yang bikin bahagia.

Tempat sederhana yang baru berusia sebulan itu kerap dijambangi anak muda. Sekadar duduk-duduk sambil menyeruput kopi “Mama Bangga”. Atau, menikmati yang lebih berat yang tersedia di sana.

Mama Aurelia ikut senam bersama pada acara pembekalan GSM HKBP Cibinong pada 17-18 Juni 2023. (Sumber: Dokumentasi GSM HKBP Cibinong)
Mama Aurelia ikut senam bersama pada acara pembekalan GSM HKBP Cibinong pada 17-18 Juni 2023. (Sumber: Dokumentasi GSM HKBP Cibinong)

Ketika kami serombongan tiba, beberapa di antara kami ada yang baru pertama kali ke sana. Termasuk seorang mama, yang dibuat terpana. Sejak kapan kios ini ada, pikirnya.

Mama itu tiap Jumat melewati deretan warung di samping gereja, mengantar seorang ompung (oma) sampai ke gang di dekat rumahnya. Dia tidak menyadari kalau ada kios baru di sana. Kok, bisa? Sudahlah, pikir si mama. Jangan sampai lupa ikut bahagia malam itu bersama para mama.

Ya, kami ada di "Mama Bangga". Termasuk Mama Jeremia yang seorang sintua (penatua). Kami melanjutkan bincang-bincang, tentang yang baru dan yang lama, termasuk meneruskan cerita yang belum purna ketika meninggalkan gereja.

“Jadi, bagaimana?” tanya seorang mama kepada Mama Aurelia, seperti takut ketinggalan kereta. Takut cerita itu melaju cepat bersama berlalunya pesawat, lusa.

Kata-kata, suara, tawa, teh susu, minuman bersoda, sampai kopi bermentega ada di sana. Menemani kastengel di toples yang tinggal sedikit tersisa.

Waktu memang tidak berkompromi dengan keinginan kita. Cukup lama juga kami di sana. Ada yang sudah mulai mengantuk dan memberi aba-aba ke seorang mama.

Ayolah, pulang sama-sama. Semua sekali lagi menyalami dan memeluk Mama Aurelia.

Malam itu purna. Tetapi, irisan tentang mama tidak selesai di sana. Kami akan bertemu lagi seperti biasa, meski sudah tidak ada Mama Aurelia.

Salah satu kegiatan spesial kami pekan ini adalah berlatih menyanyi - lagu "Di Doa Ibuku" - di gereja untuk acara pernikahaan Jonathan, abang dari Jeremia.

Semoga semua berbahagia. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun