Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jugul dan Kalong Wewe

12 Juni 2023   16:46 Diperbarui: 13 Juni 2023   10:15 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelelawar dan penyihir. (Foto: https://pixabay.com/)

Dia berteriak-teriak, tapi tidak ada yang keluar rumah. Makhluk itu dan pasukannya terbang makin tinggi. Membawa Jugul yang tidak berani lagi meronta-ronta karena takut jatuh. Suaranya nyaris habis lantaran berteriak minta bantuan.

Jugul ketakutan. Dia memejamkan mata, takut melihat ke bawah dari ketinggian. Cukup lama rasanya dia terbang. Mungkin berjam-jam, hingga akhirnya dia kelelahan dan tertidur.

***

Jugul membuka matanya. Dia mendapati dirinya sedang rebahan di tanah, di antara barisan pohon-pohon besar di alam entah berantah.

Dia pelan-pelan bangkit dan berjalan. Tempat itu lumayan terang, seperti siang. Tidak ada rumah atau orang. Hanya pohon atau tumbuhan.

Jugul kembali melongo, melihat makhluk-makhluk serupa bergelantungan di sejumlah pohon besar. Jumlahnya ribuan.

Makhluk-makhluk itu menyantap buah yang cukup banyak di pohon-pohon itu. Gigi mereka runcing dan tajam. "Selimut" mereka terlipat rapi di kanan-kiri badan. Mereka menyantap buah-buah itu sambil bergelantungan, dengan mulut yang menyerupai moncong anjing, tikus, atau kucing. Kepala mereka berbulu.

Sebagian makhluk menggunakan kedua tangan mereka untuk memegang buah. Setiap tangan memiliki lima jari yang panjang dan ramping, serta berkuku tajam. Mereka seperti tidak habis-habisnya makan.

Jugul berlari menjauhi tempat itu. Dia ke sana ke mari. Entah mengapa, kaki-kakinya selalu membawanya kembali ke tempat makhluk-makhluk tadi. Seperti labirin.

Jugul akhirnya kelelahan. Dia duduk di tempat semula. Haus, tetapi tidak ada air. Lapar, tetapi tidak ada makanan. Ingin mengambil buah, tetapi takut pada makhluk-makhluk itu.

"Ngiiik... nciiittt." Makhluk besar yang memboyong Jugul tiba-tiba muncul. Ia menjatuhkan buah dari mulutnya, tepat di depan Jugul. Beberapa makhluk melakukan hal serupa. Jugul baru menyadari, makhluk-makhluk itu ternyata bau sekali. Bau itu makin jelas, terkibas oleh lesatan cepat makhluk terbang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun