Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

"Parenting" yang Baik, Seperti Apa?

4 Juni 2023   17:45 Diperbarui: 4 Juni 2023   18:26 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasih orangtua terhadap anak tidak terukur. Idealnya kasih itu terukir di sepanjang jalan ke depan, meninggalkan jejak yang diestafetkan antargenerasi. (Foto: Pixabay)

Fokus dan tujuan "parenting yang baik" bersifat holistik dan merangkul semua dimensi waktu. Ia mencakup kebutuhan fisik, mental, sosial, emosional, dan intelektual anak. Ia tidak hanya untuk hidup hari ini, tapi sampai anak-anak dewasa dan berkeluarga, lalu menjadi teladan berikutnya bagi keturunan mereka.

"Parenting yang baik" adalah parenting yang penuh cinta kasih, kehangatan, dan penerimaan. Parenting demikian akan melahirkan anak-anak yang juga penuh cinta kasih, kehangatan, dan penerimaan. Ini menjadi tongkat estafet penting buat generasi berikutnya.

Ini menjelaskan slogan bahwa membangun suatu komunitas, bahkan lebih luas lagi yaitu membangun negara, idealnya dimulai dari keluarga.

Selagi masih di dunia, untuk menjadi sempurna, memang tidak mungkin. Tapi, selalu melakukan yang terbaik adalah hal yang mungkin dan diperlukan.

"Parenting yang Baik" 

Berikut ini beberapa hal yang bisa diupayakan dalam menerapkan pola asuh yang baik, berdasarkan ulasan Tanya J Peterson dalam situs Healthy Place.

  • Mendukung: Orangtua memberikan dukungan kepada anak-anak, membantu dalam urusan sekolah dan kegiatan bila diperlukan, menghadiri acara-acara anak-anak, bertanya tentang kehidupan mereka.
  • Disiplin: Orangtua menetapkan pedoman dan aturan yang selaras dengan nilai dan tujuan mereka. Aturan ini harus jelas. Orangtua menjelaskan aturan ini kepada anak-anak, lalu bersama-sama menerapkannya secara konsisten, dengan konsekuensi yang mendidik bila terjadi "pelanggaran".
  • Rutin: Rutin, terstruktur, dan konsisten akan membawa anak-anak pada suasana yang logis dan dapat diprediksi. Ini mendorong perkembangan yang sehat dan positif.
  • Mempercayai: Orangtua mempercayai anak-anak. Jika anak-anak merusak kepercayaan itu, orangtua berbicara secara terbuka, mendisiplinkan, dan menjelaskan alasan mengapa orangtua perlu mendisiplinkan. Namun, orangtua juga memberi contoh. Sehingga, anak-anak dapat mempercayai orangtua, karena ada kesesuaian antara kata dan perbuatan.
  • Keterlibatan: Orangtua perlu memiliki keterlibatan aktif dalam kehidupan anak-anak. Orangtua perlu menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal bersama anak, menghadiri acara sekolah dan aktivitas lain, dan mengikuti apa yang terjadi dalam kehidupan anak-anak.
  • Fokus pada hal-hal positif: Orangtua membantu anak-anak untuk bisa memiliki perspektif positif ketimbang yang negatif. Memproses peristiwa dan situasi negatif itu penting. Anak-anak perlu dibina untuk menemukan hal-hal positif di balik peristiwa dan situasi negatif. Orangtua perlu membantu anak-anak agar memiliki pandangan yang terarah ke depan.
  • Pedoman: Orangtua memberikan pedoman untuk membimbing anak-anak agar menjadi sukses, dengan pedoman yang mereka pahami.
  • Tanggung jawab: Orangtua memberikan tugas kepada anak-anak. Tugas itu harus sesuai dengan usia anak. Lalu, meminta mereka bertanggungjawab atas setiap tugas itu. Ini akan membantu anak-anak memiliki tanggungjawab dan etos kerja yang sehat sedari dini, menuju kesuksesan. (Memang kesuksesan tidak ditentukan semata-mata oleh parenting yang baik. Sebab, kesuksesan sendiri bisa dimaknai dari berbagai sudut pandang. Namun demikian, parenting yang baik merupakan investasi besar dan bersifat jangka panjang buat anak dan masa depannya.)
  • Kasih: Pola asuh mesti digerakkan oleh kasih. Ini yang terpenting. Kasih membuat anak-anak merasa dihargai dan mendorong terbentuknya kepercayaan diri dan keyakinan atas keyakinan dan kemampuan mereka. Anak-anak yang terbiasa mendapatkan kasih dan perhatian akan belajar mengasihi dan memperhatikan orang lain.

"Parenting yang baik" bisa dipelajari dan diasah. Diperlukan kesabaran dan latihan untuk bisa mengembangkan pola asuh yang baik sebagai sebuah keterampilan.

Adanya cinta kasih kepada anak-anak, juga tujuan yang baik, akan memungkinkan setiap orangtua bisa memiliki pola asuh yang baik. Tujuannya, melindungi dan membantu anak menjadi sehat secara fisik dan mental.

"Parenting yang baik"  bermanfaat untuk mencegah anak dari kehidupan yang penuh kecemasan, depresi, gangguan makan, dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan - suatu jerat yang menghambat. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun