Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Neraka" itu Disebut "Somnifobia"

25 April 2023   23:59 Diperbarui: 26 April 2023   09:11 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidur merupakan kegiatan paling nikmat. Terlebih di saat kita sedang mengantuk dan letih. Sayangnya, tidak semua orang bisa tidur dengan baik. Baik karena memang sulit tidur (atau biasa dikenal sebagai insomnia) maupun karena takut untuk tidur (somnifobia).

Sejauh ini cukup banyak ulasan mengenai gangguan tidur. Yang termasuk populer adalah insomnia. Nah, somnifobia agak terbalik dari insomnia. Seseorang yang mengalami somnifobia bukannya ingin tidur tapi sulit tidur seperti pada insomnia, melainkan dia memang takut untuk tidur. 

Somnifobia bisa dibilang "neraka" bagi mereka yang letih dan membutuhkan tidur, tetapi tidak bisa lantaran rasa takut yang ekstrem. Penyebabnya bermacam-macam, dari trauma hingga gangguan tidur apnea. 

Trauma bisa karena mendapatkan mimpi buruk berulang saat tidur, seperti mimpi tenggelam, atau takut mengalami kelumpuhan tidur.

Apnea berarti berhentinya pernapasan sementara. Jadi, gangguan tidur apnea adalah gangguan yang menyebabkan pernapasan berhenti saat kondisi tidur. Apnea bisa terjadi berulang kali, sehingga oksigen ke otak berkurang. Kekurangan oksigen pada otak, bila tidak segera ditangani, bisa memicu terjadinya masalah kesehatan yang lebih kompleks dan serius.

Adanya pengalaman bermimpi buruk dan apnea ini bisa menyebabkan seseorang menjadi takut untuk tidur.

Seperti yang dialami oleh Doni (tokoh ilustrasi) selama bertahun-tahun. Dia sudah mencoba untuk tertidur, namun begitu usahanya kelihatan mulai berhasil, kecemasan menguasainya dan dia pun akhirnya tidak jadi tidur. Atau, kalaupun sempat tertidur (biasanya paling lama dua jam) dan merasakan diri mulai rileks, dia merasa seolah-olah kehilangan kendali.

Kalau sudah cemas begitu, Doni bangun lagi. Adrenalin memacu dirinya sehingga tidak lanjut tidur. Doni akan berusaha mengulangi lagi usahanya untuk kembali tidur, atau terpaksa menyerah saja.

Amy Fleming pada the Guardian edisi Senin (24 April 2023) menuliskan kisah Elizabeth Johnson,yang menderita somnifobia sejak berusia 12 tahun. Padahal, sebelumnya justru dia pengin sekali bisa tidur, namun mengalami kesulitan. Dia berusia tujuh tahun ketika mengalami insomnia. Dia takut tidak bisa tidur. Seiring berjalannya waktu, dia kemudian malah menjadi takut untuk tidur.

Fleming menjelaskan, ketika suatu kali pernah tertidur dengan baik secara mental, bisa muncul ketakutan bahwa tidur berikutnya tidak akan bisa seperti sebelumnya. Pada kasus lain, penyebab somnifobia adalah takut bermimpi buruk. Atau, merasa tidak aman jika sampai tertidur, misalnya (kata situs Cleveland Clinic) karena takut berjalan dalam tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun