Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Orang Paling Kaya

10 April 2023   03:01 Diperbarui: 10 April 2023   14:36 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Door at oasis. (Foto: Pixabay)

Menjadi Paling Kaya

Sebelum mendengarkan khotbah Pdt. Monru Nainggolan, Lia sudah merasa dirinya sangat "kaya", karena sukacita yang memenuhi hatinya. Seminggu ini pemahamannya bertambah soal pengorbanan Tuhan Yesus. Pohon mangganya yang sudah berusia lebih dari 10 tahun, untuk pertamakalinya ditemukannya berbuah dua hari lalu. Pagi ini Lia dan keluarga bisa berziarah, meskipun Lia masih merasa kurang fit akibat flu dan gatal di tenggorokan.

Lia merasa "kaya" karena juga mengikuti saran anak bungsunya untuk beribadah malam saja, yang membuat dirinya mengalami beberapa perjumpaan yang tidak disangkanya. Seperti suasana ibadah yang semarak, perjumpaan dengan beberapa kata dan fakta yang bersifat redundansi dan menjadi tantangan menulisnya, dan lain-lain.

Set mind on things above (Colossians 3: 1-4) (Foto: Grand Canyon University)
Set mind on things above (Colossians 3: 1-4) (Foto: Grand Canyon University)

Lia merasa menjadi lebih kaya setelah menyimak khotbah pendeta, yang berangkat dari nas Kolose 3 ayat 1 sampai 4 yang menuliskan, "1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan."

Menurut Nainggolan, kita yang percaya pada Kristus selayaknya bersyukur bahwa Pemimpin kita telah mati dan telah bangkit kembali. Meskipun kebangkitan-Nya dipertanyakan oleh sejumlah pihak, misalnya oleh orang Saduki, kita tetap percaya bahwa Dia sudah bangkit. Kabar sukacita yang ditulis dalam waktu berbeda dan dari tempat berbeda oleh empat murid Tuhan Yesus - yang kemudian dimasukkan kedalam empat Injil dalam Alkitab (yaitu Matius, Markus, Lukas, Yohanes) - memiliki kesamaan mengenai kisah hidup Tuhan Yesus, termasuk kebangkitan-Nya.

Kitab Matius ditulis oleh Rasul Matius di tanah Yudea, sekitar tahun 37--40 M (ada yang mengatakan sekitar tahun 45 M) di mana waktu itu masih ada bait suci. Injil Markus ditulis oleh Markus alias Yohanes, sebelum kehancuran bait suci dan saat kematian Paulus sekitar tahun 67--70 M. Injil Lukas ditulis di kaisarea (pada saat Paulus dipenjara) sekitar tahun 60 M, sebelum Paulus martir dan bait suci masih ada. Injil Yohanes ditulis sekitar tahun 90 M ketika penulisnya yakni Rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos.

"Roh Kudus mengarahkan mereka untuk melakukan semua itu. Mereka saksi mata kebangkitan Kristus," tegas Nainggolan.

Door at oasis. (Foto: Pixabay)
Door at oasis. (Foto: Pixabay)

Orang Saduki dan orang Farisi merupakan representasi dari umat Tuhan yang munafik dan tidak setia. Tuhan Yesus telah datang dan mereka menolak Dia. Tuhan, melalui kebangkitan-Nya, memberikan tanda terakhir. Bagi yang percaya, pintu terbuka. Bagi yang tidak percaya, pintu tertutup.

Kebangkitan Tuhan Yesus terjadi satu kali. Namun iman akan kebangkitan-Nya tidak hanya terjadi sekali setahun atau setiap minggu ketika kita datang beribadah ke gereja, melainkan setiap saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun