Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Jumat Agung: Ketaatan yang Membawa Keselamatan

7 April 2023   23:53 Diperbarui: 8 April 2023   03:34 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persamaan antara pengorbanan Ishak dan Tuhan Yesus (Foto: Scott LaPierre)

Tuhan Yesus tidak mempunyai bapak, karena Dia dilahirkan dari Roh Kudus melalui perawan Maria. Sebagai "Imam Besar", Tuhan Yesus melakukan lebih dari yang biasa dilakukan oleh imam, yakni mempersembahan korban sembelihan, karena Tuhan Yesus justru mempersermbahkan dirinya sendiri sebagai "korban sembelihan" untuk mendamaikan manusia dengan Allah, satu kali untuk selama-lamanya.

"Adam Terakhir"

Dari sejumlah situs dan narasumber diketahui bahwa Tuhan Yesus juga disebut sebagai "Adam Kedua" atau "Adam Terakhir". Adam pertama dengan kejatuhannya ke dalam dosa akibat ketidaktaatannya kepada perintah Allah, telah membuat semua manusia menjadi berdosa dan upah dosa adalah maut. Tuhan Yesus datang dengan ketaatan kepada Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa.

Perbandingan antara Tuhan Yesus dan Adam setidaknya disebutkan secara literal dalam Perjanjian Baru, tepatnya pada Roma 5 ayat 12 sampai 21 dan 1 Korintus 15 ayat 22 dan 45. Roma 5 ayat 19 menuliskan, "Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar." 

Sementara 1 Korintus 15 ayat 22 menuliskan, "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." Ayat 45 menuliskan, "Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan."

Teladan Ketaatan

Ketaatan Tuhan Yesus kepada Allah telah membuka jalan bagi keselamatan manusia. Nainggolan mengajak jemaat untuk meneladani ketaatan Tuhan Yesus, dengan taat pada suara Tuhan. 

"Mari kita selalu rindu pada suara Tuhan. Rindu memberikan pengampunan, rindu memaafkan, rindu menjadi sahabat bagi orang lain," kata Nainggolan. "Mari kita menjadi garam dan terang."

Nainggolan mengingatkan jemaat untuk menerima sakramen perjamuan kudus dengan hati yang bersih, yang sudah mengampuni, yang sudah tuntas dan tidak lagi menyimpan kesalahan orang lain. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun