Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Jumat Agung: Ketaatan yang Membawa Keselamatan

7 April 2023   23:53 Diperbarui: 8 April 2023   03:34 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persamaan antara pengorbanan Ishak dan Tuhan Yesus (Foto: Scott LaPierre)

Dengan pengorbanan Tuhan Yesus, manusia tidak perlu lagi menyembelih korban melalui imam-imam, seperti yang dulu dilakukan oleh orang Israel jika hendak memohon pengampunan dosa dan ingin berseru kepada Allah. Nas dalam Ibrani 5 di atas menegaskan, Tuhan Yesus adalah Imam Besar. Itu berarti kita tidak memerlukan lagi imam-imam atau korban sembelihan ketika kita hendak meminta kepada Allah, karena Tuhan Yesus adalah Imam Besar bagi kita.

"Dinding  pemisah telah diruntuhkan oleh Allah. Jangan lagi kita bangun tembok-tembok yang membuat kita jauh dari Allah," tegas Nainggolan, usai menggarisbawahi dua peristiwa penting yang menyertai kematian Yesus (Lukas 23), yaitu kegelapan meliputi daerah itu sampai tiga jam (ayat 44) dan tabir Bait Suci terbelah menjadi dua (ayat 45).

Khusus terkait terbelahnya tabir Bait Suci (tabir pemisah antara tempat kudus dan tempat mahakudus), hal itu dimaknai sebagai lambang dihapuskannya hukum upacara yang sejak lama menjadi dinding pemisah antara orang Yahudi dan bukan Yahudi. Juga, pemisah yang membuat manusia relatif sulit mendekat kepada Allah. Untuk memohon pengampunan dosa, manusia harus mengorbankan korban sembelihan, dan itu dilakukan melalui imam-imam.

Dengan kematian Tuhan Yesus, tabir itu terbelah, yang dimaknai bahwa kita boleh bertemu dengan Tuhan kapan saja, karena "korban sembelihan" sudah digenapi satu kali untuk selama-lamanya.

Melkisedek

Nainggolan kemudian membahas Melkisedek yang disebutkan dalam nas acuan khotbah. 

Merujuk Encyclopedia Brittanica, Melkisedek atau Melchizedek (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Ibrani Malki-tsedeq,  yang berarti "raja" (malki atau melki) dan "kebenaran" (tsedeq atau sedek). Jadi, Malkisedek adalah "Raja Kebenaran". Dia juga disebut sebagai "Raja Salem" (Raja 'Shalom') atau "Raja Yerusalem" atau "Raja Damai Sejahtera".

Menurut Nainggolan, Melkisedek adalah seorang raja dan seorang imam Allah Yang Maha TInggi (Kejadian 14), tokoh penting dalam tradisi alkitabiah. Dia tidak berayah-ibu, tidak bersilsilah, tidak diketahui kapan dilahirkan dan kapan meninggal. HIdupnya tidak berawal dan tidak berkesudahan. Dia adalah imam sampai selama-lamanya. 

Namanya sudah disebutkan pada masa Abraham, bahkan Abraham membayar persepuluhan kepadanya, setelah Abraham kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia dan setelah Melkisedek memberkati Abraham. Namanya sudah dikenal jauh sebelum suku Lewi menjadi imam (suku Lewi adalah salah satu suku dari bangsa Israel).

Persamaan antara pengorbanan Ishak dan Tuhan Yesus (Foto: Scott LaPierre)
Persamaan antara pengorbanan Ishak dan Tuhan Yesus (Foto: Scott LaPierre)
Tuhan Yesus disebut sebagai "Imam Besar" menurut peraturan Melkisedek. Sebagai imam, Tuhan Yesus bukan dari keturunan Harun atau dari suku Lewi. Tuhan Yesus adalah keturunan Ishak, anak Abraham yang hendak dikorbankan di Bukit Moria sebagai bukti ketaatan Abraham kepada Allah (Kejadian 22). 

(Catatan: Dalam Kejadian 22 itu diceritakan bahwa Abraham taat kepada Allah. Melihat ketaatan Abraham, Allah berfirman, "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." (ayat 12). Ayat 13 menceritakan, Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya  tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Menurut Nainggolan, kisah itu merupakan representasi dari kedatangan Mesias.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun