Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Love

Anutan dari Taman Getsemani

5 April 2023   03:08 Diperbarui: 7 April 2023   14:13 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Passion of the Christ (Sumber: Wallpaper Flare) 

Usai lagu tersebut, liturgos atau pemimpin ibadah mengajak jemaat bernyanyi dari Buku Ende (Buku Nyanyian) Nomor 84 ayat 1 dan 3, yang antara lain berlirik: "Andai terukir di hatiku, wajah-Mu pada salib-Mu/Andai 'ku ingat Kau selalu, pengorbanan-Mu padaku/Kau sudah s'lamatkan diriku, Kau tanggung 'ku 'tuk dosaku/Kau menyembuhkan penyakitku, damai bahagia hidupku.

Lia dan Ratna masih terdengar sesekali terisak.

Berbeda dengan ibadah mingguan, ibadah Passion hanya diadakan satu kali, pada malam hari. Ibadah Passion banyak diisi dengan pembacaan nas Alkitab mengenai kisah sengsara Tuhan Yesus, yang diucapkan oleh liturgos. Kisah sengsara itu dibacakan berselang-seling dengan lagu-lagu dari Buku Ende, dan dua kali disempali paduan suara. Begitu seterusnya hingga bertemu khotbah oleh Pdt. T Hutahaean.

Christ Death-Easter (Foto: Wallpaper Flare)
Christ Death-Easter (Foto: Wallpaper Flare)
Pergumulan

Khotbah mengambil nas dari Matius 26 ayat 36 sampai 44, yang menceritakan Tuhan Yesus bersama-sama murid-murid-Nya sampai ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya (Petrus dan dua anak Zebedeus yaitu Yohanes dan Yakobus) untuk duduk, sementara Dia berdoa di tempat lain. Sekembalinya dari berdoa, Tuhan Yesus kembali ke tempat murid-murid-Nya dan mendapati mereka sedang tidur. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

Pada ayat 36 sampai 41 dituliskan, "36 Maka sampailah Yesus bersama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." 37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus  serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, 38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." 39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." 40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? 41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:  roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Hutahaean menggarisbawahi beberapa poin dari nas itu.

Pertama, pergumulan di Taman Getsemani adalah pergumulan paling berat yang dihadapi oleh Tuhan Yesus. Jadi, katanya, pergumulan paling dahsyat bukanlah saat Tuhan Yesus disalibkan atau waktu ada di Golgota, melainkan di Getsemani. Namun pergumulan itu dimenangkan oleh kemenangan karena doa.

Matius 26 ayat 38 senada dengan yang dituliskan dalam Markus 14 ayat 34, "lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." 

Bahkan dalam Injil Lukas 22: 44 dikatakan: "Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." Konon, Injil Lukas merupakan satu-satunya yang membuat catatan mengenai peluh yang menjadi seperti titik-titik darah, dalam peristiwa pergumulan di taman Getsemani. 

Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus merasakan pergumulan yang sangat berat. Pergumulannya itu bukan mengenai kebutuhan duniawi, tetapi justru karena Dia harus menanggung dosa manusia, padahal Dia sendiri tidak berdosa. Tuhan Yesus melakukan penyerahan diri. Dia mengalami pergumulan batin karena keterpisahan-Nya dari Allah Bapa. Terpisah, sebab Allah itu suci, sementara Tuhan Yesus, dengan disalibkan, menanggung seluruh dosa manusia meskipun Dia tidak berdosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun