Enam negara di Asia dengan beban TB tinggi secara global adalah Bangladesh, Korea Utara, India, Indonesia, Myanmar dan Thailand. Untuk beban RR-/MDR-TB, Nepal menggantikan Thailand untuk WHO Wilayah Asia Tenggara.
Sebagaimana diketahui, TB di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks, baik secara medis, sosial, ekonomi, dan budaya. Laporan TB Global WHO pada November 2021 menyebutkan, TB masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia.
Pada 26 Oktober 2022, Menteri Kesehatan dari Indonesia, India, Nepal, dan petinggi Kantor Regional WHO di Asia Tenggara mengadakan pertemuan tentang "Renewed TB Response".
Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara, Dr. Poonam Khetrapal Singh waktu itu juga menggarisbawahi perlunya upaya meningkatkan layanan pencegahan, diagnostik dan pengobatan untuk TB, dan secara signifikan mendukung langkah-langkah perlindungan sosial sambil secara khusus menangani kekurangan gizi di antara populasi yang rentan.
Dilansir dari situs WHO, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin waktu itu menyatakan, Indonesia siap memainkan perannya dan mengajak semua pihak di kawasan Asia Tenggara untuk bertindak bersama secara solid. "Saya yakin kita akan bisa mengakhiri TB dan mencapai target SDGs".
Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Depkes, Dr. Maxi Rein Rondonuwu, menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberantas TB. Pemberantasan TB selalu menjadi bagian dari prioritas masalah kesehatan di Indonesia. Namun, tantangan masih muncul dengan adanya ketidakmerataan distribusi dari 270 juta lebih penduduk, keragaman budaya dan tradisional, lokasi negara yang rawan bencana alam, dan struktur pemerintahan terdesentralisasi dua lapis.
Enam Strategi di Indonesia
Untuk mengatasi tantangan, Indonesia telah menetapkan enam pendekatan strategis berkelanjutan, yakni:
- Memperkuat komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota;
- Meningkatkan akses layanan TB yang berkualitas dan berpusat pada pasien;
- Mengintensifkan upaya kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian TB;
- Memperluas penelitian, pengembangan, dan inovasi;
- Meningkatkan kontribusi masyarakat, pemangku kepentingan (swasta, LSM lokal dan internasional, perguruan tinggi, organisasi profesi dan kementerian), serta mitra multisektoral lainnya dalam pengendalian dan penanggulangan TB
- Memperkuat manajemen program TB.
Diagnosis dan Pengobatan
Di kawasan Eropa, untuk mengakhiri TB, dipandang perlu upaya menghentikan penularan dari pengidap TB aktif sedini mungkin dan mencegah perkembangan TB pada yang sudah terinfeksi. Meskipun banyak negara di Eropa yang dilaporkan mengalami peningkatan jumlah kasus TB dari tahun ke tahun, tingkat insidensinya pada 2021 tercatat 23% lebih sedikit dibandingkan pada 2019. Kawasan ini terdiri dari 53 negara dengan populasi hampir 900 juta orang, di mana sekitar 508 juta di antaranya tinggal di Uni Eropa (European Union) dan Wilayah Ekonomi Eropa (European Economic Area) atau UE/EEA yakni 27 Negara Anggota UE ditambah Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia.
Tantangan besar lainnya di kawasan ini adalah meningkatnya beban akibat kasus-kasus TB yang resisten terhadap obat dan tingkat keberhasilan pengobatan yang masih di bawah target, yang diperparah dengan gangguan layanan TB seiring terjadinya pandemi COVID-19.