Syekh Nuruddin Ar-Raniri
Â
BIOGRAFIÂ
Syekh Nuruddin Muhammad ibnu 'Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi atau masyhur dengan nama Syekh Nuruddin Al-Raniri adalah ulama yang menjadi penasehat Kesultanan Aceh pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani atau yang sering disebut Iskandar II
Syekh nuruddin al-raniri lahir sekitar akhir abad 16 di India, tepatnya di kota Ranir (kota pelabuhan tua yang sibuk di pantai Gujarat) dari Rahim seorang wanita keturunan melayu, sementara ayahnya berasal dari keluarga imigran Hadramaut. Dan Beliau wafat pada 21 September 1658. Ada riwayat yang mengatakan bahwa beliau meninggal di India
Syekh nuruddin ar raniry memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam bidang sufisme, fikih, hadits, kalam, sejarah, dan perbandingan agama. Beliau adalah sarjana India keturunan Arab. Buku karangannya yang terkenal adalah "Bustanus al-salatin". Selama masa hidupnya, beliau menulis karangan lebih dari 29 kitab. Namanya diabadikan sebagai nama perguruan tinggi agama (UIN Ar-Raniry) di Banda Aceh.
Syekh Nuruddin ar-Raniry memulai pendidikannya di tanah kelahirannya dengan mulai mempelajari ilmu agama. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Tarim (Arab Selatan)
Syekh Nuruddin Ar-Raniri adalah tokoh tarekat Rifa'iyyah yang didirikan oleh Ahmad Rifai. Ia diterima masuk dalam tarekat ini melalui Syeikh Said Abu Hafs Umar bin Abdullah Ba Syaiban Al-Tarimi Al-Hadrami dari Tarim, yang juga dikenal di wilayah Gujarat sebagai Sayyid Umar Al-Aydarus. Syekh Nuruddin tidak hanya menyebarkan Rifa'iyyah saja melainkan juga menyebarkan tarekat Alydarusiyyah dan tarekat Qadariyyah karena beliau juga mendapatkan kedua tarekat ini. Diantara guru yang banyak mempengaruhinya adalah Abu Nafs Syadid Imam bin Abdulloh bin Syaiban. Tariqat ini adalah tariqat yang mempelajari ajaran ajaran fiqh yang berasal dari mazhab syafi'i
Karya karyaÂ
- Fikih
- Shirath al-Mustaqiim
- Kaifiyatu  al-Shalat
- Akidah
- Duratu al Faraid bi Syarhi al 'Aqaid
- Akhbaru al-akhirat fi ahwali al qiyamah
- Syifau al-qulub
- Bad'u khalqi al-samawat wa al ardh
- Hidayatu al-iman bi fadhli al manan
- Aqaid al shufiyyah al muwahhidin
- Tasawuf dan ilmu kalam
- Nubzah fi da'wa al-zhil ma'a shahibihi
- Lathfa'ifu al asrar
- Asraru al-insan fi ma'rifati ar-ruh wa ar-rahman
- Tibyan  fi  Ma'rifati  al-Adyan
- Jawahiru  al-'Ulum  fi  Kasyfi  al-ma'lum
- Ma'u al-Hayat li Ahli al-Mamat
- Aina  al-'Alam  qablan  Yukhlaq
- Hujjatu  al-Shiddiq  li  daf'I  al-zindiq
- Al-Fathu  al-Mubin  'ala  al-Mulhidin
- Al-Lama'an fi Takfir man Qala bi Khalqi al-Qur'an
- Shawarimu  al-Shiddiq  li  Qath'I al-Zindiq
- Rahiqu  al-Muhammadiyyah  fi Thariqi  al-Shufiyyah
- 'Alaqtu  Allah  bi  al-'Alam
- Sejarah
- Bustanu as-Salathin fi zikri al Awwalin wa al-khiriin
- Hadits
- Hidayat al-habib fi al-targhib wa al-tarhib
Dalam cattaan, beliau tidak hanya menulis kitab saat berada di ache, saat beliau kembali ke Ranir, beliau juga menulis kitab sekitar dua kitab lagi. Kitab tersebut adalah al-fathu al-mubin, 'ala al-mulhidin dan rahiiq al-Muhammadiyah fii Thariq al-Syufiyyah. Di kitab yang kedua beliau tidak menulis hingga selesai karena beliau meninggal dunia pada 22 Zulhijjah 1069H
PERANAN DI ACEH
Syekh nuruddin hijrah ke Aceh sebelum tahun 1637 setelah diangkat sebagai penasehat kesultanan disana hingga tahun 1644. Peran beliau sangat penting, karena berhasil memimpin ulama aceh untuk menghancurkan ajaran tasawuf falsafinya Hamzah al-Fansuri dan Syamsudin As-Sumatrani yang diktakutkan dapat merusak akidah umat islam yang masih awam terutama pada orang orang yang baru memeluk islam. Dalam catatan Azymardi Azra, syekh Ar-Raniri merupakan tokoh pembaruan di Aceh, beliau memulai pembaruan setelah mendapat posisi yang kuat di Istana Aceh.
Masyrakat pesisir Sumatera terlebih lagi di Aceh lebih mengenak Syekh Nuruddin ar-Raniry dengan sebutan ar-Raniry. Beliau terkenal dengan etos ulama yang pandai menulis karya ilmiah yang tinggi terutama karya di bidang keislaman. Mayoritas tulisannya diterjemah dalam bahasa arab-melayu sehingga tulisannya dapat dimengerti oleh masyarakat nusantara.
KONSEP TASAWUF DAN ILMU KALAM SYEKH NURUDDIN AR-RANIRY
Beliau adalah penganut konsep kamil yang dipelopori oleh 'Arabi dan al-Jili. Konsep ini menyimpulkan bahwa manusia paripurna yang mengejawantahkan citra TUhan berupa sifat sifat dan asmaNya secara sempurna. Baginya tuhan dan manusia adalah satu hakikat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H