Ibarat ingin masak nasi tapi lupa di awasi, hingga jadi bubur yang hancur lebur. Maka seharusnya hari ini kita gunakan untuk membuat bubur tadi menjadi terasa enak, entah ditambah garam atau santan. Seperti itulah seharusnya hidup kita jalankan, akibat perbuatan kemarin masih bisa kita perbaiki hari ini.
Kuncinya, jalani saja dengan penuh syukur. Bukankah setiap manusia memang tempatnya salah dan dosa? Lalu bagaimana mungkin kita larut dalam duka dan sesal akibat perbuatan kemarin terus-terusan.
Bagi yang selalu berfikir tentang masa depan dengan berlebihan, percayalah, ada yang berjuang 10 tahun mengumpulkan kekayaan dengan susah payah, tak berani jalan-jalan, tak berani makan enak, tak berani berbagi dan pada akhirnya mati meninggalkan banyak sekali harta. Belum juga dinikmati sudah nyawa diambil pergi meninggalkan dunia ini.
Oleh sebab itu, para pembaca budiman, mari kita lebih bijak dalam menyikapi dan menikmati waktu yang kita miliki hari ini. Rumusnya simpel :
- Atas apa yang telah terjadi kemarin, lakukan perbaikan hari ini dan hari-hari berikutnya
- Atas rencana dan cita-cita kita nanti, lakukan persiapan semaksimal mungkin hari ini
- Atas waktu kita hari ini, detik ini, lakukan apa yang kita anggap penting, sisihkan juga waktu untuk menikmatinya. Atas harta kita hari ini, jangan lupa berbagi dan membuat diri juga bahagia
Karena sebenarnya, kita hanya perlu melangkah saja, segala ketentuan di akhirnya nanti sudah ditentukan Tuhan juga. Tugas kita berusaha sebaik mungkin, tak berlebihan, tak juga bermalasan, selebihnya adalah hak preogratif Tuhan. Selama hayat di kandung badan, nikmati setiap proses perjalanan dan ujian.
Selamat malam, dan semoga pembaca semua bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H