Tak hanya itu, tiba-tiba tempat duduk saya pun di duduki seorang ibu dan anaknya. Sayapun berbalik dan bilang bahwa itu kursi saya, sambil mengeluarkan tiket. Si ibu pun terkejut dan mengeluarkan tiket juga, lagi-lagi dengan nomor yang sama, 11C dan 11 D. Kami semua sama-sama bingung dan tak mengerti.
Sampai akhirnya, seorang bapak yang tak jauh dari kami pun mendekat dan berusaha membantu. Iya, untuk memahami apa yang terjadi dan mengapa bisa begini. Awalnya ia memeriksa tiket mbak china tadi, kemudian tiket si ibu dan anaknya. Kemudian tibalah giliran tiket saya yang dilihat
"Permisi mbak, mungkin bisa saya lihat tiketnya?" tuturnya sopan, dan saya pun dengan bersemangat dan percaya diri menunjukkan tiket tersebut. Namun kemudian,
"Mbak, mbak salah naik kereta. Ini tiketnya ke Jogya, kereta api ini mau ke Jakarta," sahut si bapak terbelalak.
Sayapun kaget tak karuan, kemudian barulah sadar mengapa sampai ada 3 orang dengan nomor kursi yang sama. Di tengah kagetnya saya, si bapak melanjutkan lagi dengan terburu-buru
"mbak, kereta ini sebentar lagi akan berangkat, sebaiknya segera turun," tuturnya lagi mengingatkan,
Tanpa 123, saya pun menurunkan koper-koper dan meminta anak-anak segera ke pintu gerbong untuk turun. Aksi heroik kami untuk berusaha turun tentu saja disertai deg-degan, khususnya saya.
Koper ukuran kecil di geret oleh anak saya yang SMA, tas oleh2 dibawa anak kedua, koper kecil satu digeret oleh si bungsu, dan saya sendiri dengan koper dan tas oleh-oleh yang lain. Kami berlari dengan tergesa-gesa ke pintu gerbong, dimana tangga besi ternyata sudah di pindahkan.
Alhasil, seorang petugas yang melihat kami harus turun segera mendekatkan kembali tangga besi dan membantu anak-anak saya turun dari kereta. Hingga saya sadar bahwa selang semenit sampai di kursi tunggu, kereta api Sri Tanjung yang kami tunggu pun tiba.
Saya saling pandang dengan anak sulung saya, yang masih mengap-mengap karena kaget. Meskipun sedikit misuh-misuh, namun kami tertawa-tawa mengingat peristiwa tadi. Apalagi saya sadar, saya tak membaca nama kereta api yang saya naiki, jujur menurut saya tulisannya kadang kecil, hehe.
Pada akhirnya, setelah naik ke kereta api Sri Tanjung tujuan Jogya, anak-anak kegirangan. Ini adalah kali pertama mereka naik kereta api, menurutnya ini lebih menyenangkan daripada naik pesawat.