Anak belajar beladiri itu sangat penting? Mengapa? Karena kekerasan terhadap anak itu dapat terjadi di mana saja, tidak hanya di lingkungan sekolah. Langkah antisipatif dengan membekali anak kemampuan beladiri dapat menjadi alternatif yang baik bagi si anak maupun orang tuanya.
Faktanya, apabila kasus kekerasan terhadap anak kita terjadi di sekolah misalnya, dengan posisi anak kita sudah terluka, tentu saja sebagai orang tua kita akan merasa sakit juga. Wong anak sudah babak belur.
Bahkan yang lebih parah, ada yang anaknya sampai cacat dan meninggal akibat aksi bullying di sekolah. Pada tulisan ini jujur saya ingin menekankan terkait dengan beladiri anak secara fisik ya, artinya bagaimana anak mampu melawan ketika dirundung. Dalam konteks minimal melawan dengan siswa seusianya atau setingkat di atasnya.
Saya pribadi, rela berkorban bayar guru privat untuk melatih kedua buah hati saya belajar ilmu beladiri. Karena saya berkaca, bahwa tidak semua kasus kekerasan siswa itu pada akhirnya berakhir dengan damai dan baik- baik saja. Berakhir damaipun kalo sudah babak belur pasti sakit hati juga. Apalagi sampai cacat.
Oleh sebab itu, saya lebih memilih mendidik anak saya untuk mulai menyadari, bahwa sebagai orang tua saya tidak selalu akan membersamai mereka apalagi ketika di sekolah atau di tempat bermain. Sehingga, mereka harus mampu untuk melawan ketika disakiti secara fisik, dalam rangka membela diri.
Meski demikian, bimbingan bahwa tidak memukul sebelum diganggu atau dipukul menjadi sebuah keharusan. Agar anak yang sudah mampu dan punya ilmu beladiri, tidak berfikir untuk menyalahgunakan kemampuannya.
Bagi saya pribadi dan mungkin sebagian orang tua yang sadar akan hal ini, langkah antisipatif dalam menghindarkan anak kita dari perilaku kekerasan yang dilakukan oleh anak lain menjadi sebuah keharusan.Â
Faktanya, tidak semua orang tua sadar bahwa anak mereka mampu menyakiti anak orang lain, dan tidak semua orang tua juga paham bahwa perilaku kekerasan yang dilakukan anaknya sangat merugikan orang lain. Bahkan tidak sedikit juga orang tua yang menganggap  tindakan tak terpuji anaknya adalah hal biasa, "ah, namanya juga anak-anak, biasa pukul-pukul sedikit".
Nah seringnya, orang tua dari si anak pelaku ini kadang tak terima anaknya disalahkan, dengan alasan tadi. Maka kadang saya berfikir, bahwa mungkin memang urusan anak-anak harus di selesaikan antar sesama anak, dalam konteks : anak seusianya, tidak ada senjata dan tentu saja tidak ada aksi keroyokan". Â
Karena meskipun anak-anak saya sudah saya didik betul bahwa mengganggu dan mengambil hak orang lain itu adalah hal yang sangat tidak baik, namun belum tentu orang tua teman-temannya juga menanamkan hal itu ke anak mereka. Belum tentu juga mereka mendapatkan perhatian yang cukup seperti anak-anak saya.