Menghadapi musim pancaroba atau lebih identik dengan "musimnya orang sakit" begitu kira-kira stereotip yang sering saya dengar, bukan lah soal makanan berkuah yang hangat dan menghangatkan, namun lebih penting makanan berkuah yang bernutrisi.
Kenapa? Karena yang harusnya jadi fokus kita adalah bagaimana tubuh mengantisipasi atau dengan kata lain tidak menjadi rumah yang ramah bagi berbagai jenis virus dan penyakit.
Yang lucunya lagi, mindset kita cenderung melempar kesalahan kepada 'musim sakit', atau 'musim hujan' atau 'lagi marak musim flu' dan berbagai faktor eksternal lain yang sebenarnya tidak perlu menjadi fokus kita secara berlebihan.
Pasalnya apabila tubuh kita sudah terbiasa mendapat nutrisi cukup sehingga daya tahan tubuh tetap terjaga dengan prima, mau musim apapun kondisi tubuh kita positif akan mudah menghadapi serangan bakteri, virus atau jenis penyakit infeksi lainnya.
Selengkapnya sini-sini saya jelaskan sedikit
Mindset Masyarakat, Suka Melempar KesalahanÂ
Realita yang tidak bisa dibantah memang, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia ini masih doyan melempar kesalahan. Contoh yang paling banyak dan viral, hampir tiap hari kita dengar misalnya, ketika orang yang berusia di atas 40 tahun mulai merasakan sedikit linu di persendian kaki, lalu terlontarlah quotes "maklum, sudah faktor Usia".
Seakan usia yang terus bertambah menjadi pembuat masalah dan yang berdosa atas linu tersebut. Atau yang terkenal juga di kalangan emak-emak kekinian, saat anak-anaknya mulai terserang flu di musim hujan "memang kalo sudah musim hujan, pasti pada flu".
Jadi lagi-lagi yang salah adalah hujannya atau musim hujannya. Lalu buru-buru ke dokter, minta obat, kasi vitamin kemasan, tapi camilannya tetap juga masuk yang gula-gula. Duh, rada di luar nalar kadang-kadang.Â
Jujur saya sih tidak heran memang, karena mindset ini sudah mendarah daging di hampir seluruh masyarakat. Entah bagaimana, semakin kalimat tersebut sering terlontar, seakan menjadi doktrin halus yang tertanam di alam sadar para emak-emak, memenjarakan mindset mereka, yang memang kebanyakan tak mau membaca fakta.
Tak bisa disalahkan juga, kadang lingkungan yang kurang mendapat edukasi dan sosialisasi menjadi kendala memberikan penerangan yang baik soal bagaimana sebuah penyakit menginfeksi tubuh seseorang.