Kecewa pastilah pernah dihadapi oleh siapa pun, namun sadarkah kita bahwa sebenarnya kecewa itu sangat berkaitan dengan ekspektasi pribadi yang berlebihan.
Tak dapat kita pungkiri bahwa manusia akan selalu berharap atau menggantungkan harapannya akan sesuatu kepada seseorang, kebanyakan tanpa sadar bahkan. Terlihat receh memang, namun menimbulkan dampak yang ternyata tidak mudah kadang. Apalagi untuk seseorang yang pernah kecewa atau trauma dengan sebuah hubungan.
Oleh sebab itu, bagaimana jika dalam tulisan kali ini kita bahas sedikit apa itu ekspektasi dan bagaimana cara mengontrol ekspektasi berlebihan ini agar tidak menjadi bumerang untuk diri sendiri.
Ekspektasi dan Wujudnya
Ekspektasi adalah harapan atau keyakinan tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Ini bisa berupa harapan terhadap hasil dari suatu tindakan, perilaku orang lain, atau situasi tertentu. Ekspektasi juga biasanya berdasarkan dari pengalaman sebelumnya, informasi yang tersedia, atau keinginan pribadi akan sesuatu.
Adapun wujud ekspektasi itu sendiri mengacu pada cara ekspektasi tersebut menjadi nyata atau terealisasi. Dalam konteks ini, wujud ekspektasi dapat berarti beberapa hal seperti:
Realisasi Harapan dimana Ketika sesuatu yang diharapkan benar-benar terjadi, seperti yang diperkirakan atau diinginkan. Misalnya, jika seseorang berharap Seseorang yang dicintainya akan mencintainya balik, maka itu adalah bentuk harapan yang diinginkan.
Terkadang, wujud ekspektasi juga bisa berarti hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Misalnya, seseorang mengharapkan cuaca cerah untuk piknik, tetapi ternyata hujan. Ini menunjukkan bahwa ekspektasinya tidak terpenuhi, dan wujud dari ekspektasinya berbeda dari kenyataan.
Ekspektasi juga bisa terwujud dalam cara seseorang bertindak atau berperilaku berdasarkan harapan mereka. Misalnya, jika seseorang mengharapkan perlakuan sopan dari orang lain, mereka mungkin bertindak dengan cara yang mencerminkan harapan tersebut. Artinya mengubah diri terlebih dahulu untuk bersikap sopan.
Yang penting untuk dipahami adalah bahwa Ekspektasi bisa memengaruhi pikiran, keputusan, dan interaksi kita dengan orang lain, sehingga wujud ekspektasi sangat penting dalam menentukan kepuasan dan persepsi kita terhadap berbagai situasi.
Meskipun tak jarang ekspektasi yang berlebihan akan hasil yang sesuai harapan justru tak jarang menjadi senjata makan tuan, atau bumerang yang mendatangkan kesedihan dan emosi negatif.
Bahkan tak jarang beberapa orang yang kecewa atas hasil yang tak sesuai ekspektasi mereka, justru membuat mereka kerap putus asa dan kehilangan motivasi. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk dapat mengontrol level ekspektasi terhadap sesuatu hal.
Cara Mengontrol Ekspektasi Berlebih
Mengingat dampak ekspektasi berlebihan justru tidak baik bagi kesehatan emosional kita, maka sangat penting untuk dapat Mengontrol ekspektasi berlebihan. Hal ini adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan emosional dan mencegah kekecewaan yang berlebihan.Â
Berikut adalah beberapa cara untuk mengontrol ekspektasi yang terlalu tinggi atau berlebihan:
- Kenali Ekspektasi Anda dengan cara Identifikasi ekspektasi yang Anda miliki, baik terhadap diri sendiri, orang lain, atau situasi. Sadarilah ketika ekspektasi tersebut mulai terlalu tinggi atau tidak realistis.
- Tinjau Kembali Realitas dengan cara bandingkan ekspektasi Anda dengan kenyataan. Tanyakan pada diri sendiri apakah harapan Anda berdasarkan pada informasi yang akurat atau hanya berdasarkan keinginan pribadi. Cobalah untuk lebih realistis dalam menilai kemungkinan hasil.
- Fokus pada Proses, Bukan Hasil. Alihkan perhatian Anda dari hasil akhir yang diharapkan ke proses yang sedang berjalan. Dengan menghargai usaha yang dilakukan, Anda dapat mengurangi tekanan untuk mencapai hasil yang sempurna. Ingat bahwa Anda manusia biasa
- Belajar dari Pengalaman Sebelumnya dengan cara Refleksikan pengalaman masa lalu di mana ekspektasi Anda tidak terpenuhi. Pikirkan tentang apa yang bisa dipelajari dari situasi tersebut dan bagaimana mengatur ekspektasi dengan lebih bijaksana di masa depan.
- Latih Penerimaan diri terhadap fakta, Terima kenyataan bahwa tidak semua hal yang dilakukan akan berjalan sesuai rencana atau harapan. Latih diri Anda untuk menerima apa yang terjadi, baik atau buruk, dan lihatlah sebagai bagian dari perjalanan hidup.
- Komunikasikan Ekspektasi Anda dalam hal Jika ekspektasi Anda melibatkan orang lain, pastikan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jelas. Ini membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa semua pihak memiliki harapan yang serupa.
- Ciptakan Ekspektasi yang Fleksibel dalam arti Bersiaplah untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Dengan memiliki ekspektasi yang lebih fleksibel, Anda bisa lebih mudah beradaptasi dengan perubahan atau hasil yang tidak terduga.
- Kelola Pikiran Perfeksionis, Hindari dorongan untuk selalu ingin sempurna dalam segala hal. Pahami bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan perkembangan seorang manusia.
- Latih mindfulness untuk membantu Anda tetap fokus pada saat ini. Ini membantu mengurangi kecenderungan untuk terlalu khawatir tentang masa depan atau menuntut hasil tertentu.
- Mintalah Dukungan Jika Anda merasa kesulitan mengontrol ekspektasi, bicarakan dengan teman, keluarga, atau seorang profesional. Mereka bisa memberikan perspektif yang berbeda dan membantu Anda menilai ekspektasi Anda dengan lebih baik.
Perlu diketahui bahwa dengan mengelola ekspektasi secara bijak, Anda dapat menciptakan keseimbangan antara harapan dan kenyataan, serta mengurangi kekecewaan yang mungkin muncul.
Jika Anda memiliki sebuah cita-cita yang digantungkan tinggi, maka ada baiknya Anda berfokus pada proses dan bukan hasil. Tidak ada yang salah dengan menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya, namun imbangi dengan persiapan mental akan tantangan dalam prosesnya.
Hal ini agar Anda dapat membedakan kecewa dari sebuah ekspektasi yang tak sesuai alias hasil dari proses yang belum sesuai keinginan, dengan bagaimana ekspektasi Anda dengan sebuah cita-cita.
Jadi mengatasi ekspektasi yang berlebihan menurut saya pribadi berbeda dengan upaya berjuang menggapai cita-cita yang tinggi. Karena sebuah cita-cita dapat membangkitkan semangat dan motivasi, namun ekspektasi lebih kepada bayangan akan hasil dari proses yang diinginkan secara sempurna.
Percayalah, tidak ada yang sempurna. Jadi, apakah Anda sudah siap menghadapi realitas yang mungkin terjadi dari sebuah ekspektasi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H