Leny yang geli melihat percakapan mereka akhirnya tak tinggal diam, iapun menyahut sambil mendekati Mami yang masih menyeruput tehnya.
"Hey Talita, bagaimana kalo kita ke Bandung saja. Berangkat besok pagi-pagi, lalu pulangnya sore atau malam?"
"Ha, betul itu kaka Leny. Boleh Tama?" tanya Talita menoleh ke arah Mami.Â
"Nah itu betul baru bagus itu, pi pergi sudah kalian berdua sana ke Bandung. Talita, cari tiket sekarang, pake yang panoramic sekalian biar kalian jalan-jalan sana. Pulangnya nanti pake Woosh, Sudah nanti semua aku yang bayar" tutur Mami cepat
Leny hampir tak percaya akhirnya bisa ke Bandung juga, tempat yang ingin dan sangat ingin dikunjunginya bertahun-tahun. Dan bukan susah-susah dengan duit pribadi, melainkan gratis semua tiketnya di tanggung Mami. Dalam hati ia berteriak kencang, 'Bandung, Im Coming!'
Dan seketika malam itu tiket panoramic dari Stasiun Gambir ke Bandung terbeli. Leny paham betul mengapa Mami melakukan itu, meskipun mengomel dengan nada tinggi, namun sebenarnya Mami ingin berterima kasih atas aksid beres-beres rumah hari ini. Baginya, keributan kami berdua adalah hal yang langka. Entah kapan mereka akan bertemu lagi dan adu komentar hingga malam. Keesokan paginya, Mami sudah bangun dan langsung duduk di kursi. Memanggil Leny dan menyerahkan uang tunai dengan rincian, untuk beli tiket balik Woosh, untuk jajan selama di Bandung sekalian.
Singkat cerita, Leny yang tak pernah membayangkan akhirnya pagi-pagi naik kereta wisata panoramic juga ke Bandung. Selama 3 jam di atas kereta, akhirnya tiba di Bandung dan langsung menyusuri jalanan kota kembang yang legendaris itu. Cita-citanya untuk menjejakkan kaki di Jalan Asia-Afrika, di Braga, di Lembang, di Cibaduyut, dan melihat bagaimana suasana Bandung.
Bahkan yang tadinya akan pulang hari yang sama, akhirnya disuruh menginap juga. Besok pagi balik Jakarta dengan kereta Woosh yang kekinian, dengan kecepatan 3x kereta panoramic, mereka berdua balik Jakarta hanya dalam waktu 30 menit saja. Ah sungguh tak pernah terbayangkan sama sekali. Akhirnya backpackeran ke Bandung dengan seorang teman terwujud juga. Tak ada drama dikejar tugas, tak juga di telpon atasan. Apalagi kehabisan uang jajan di jalan.
Hidup memang penuh misteri, habis beres-beres rumah dan buang kulkas tua, kemudian diomeli dan tiba-tiba disuruh pergi liburan ga pake duit sendiri. Leny berfikir, niat baik memang cepat sekali diberi balasan baik oleh Tuhan. Meskipun demikian, pada moment ketika hari berikutnya Leny harus pulang, hatinya berat juga.
Malam itu, malam terakhir mereka akan berbincang dan makan bersama. Setelah puas bercerita tentang aksi jalan keliling kota Bandung, dan Leny memberikan beberapa nasihat ala anak-anak untuk Mami.
"Nanti kalau aku pulang ingat kulkas itu jangan kasi kotor Mam, makanan taruh pake wadah. Khusus ikan-ikan dan yang wajib beku kasi taruh di freezer. Jangan beli barang yang ga perlu, tumpuk makanan kemasan sampai bulanan, mubazir itu". tutur Leny sambil packing baju-baju kotor ke dalam koper