Maksudnya apa? Maksudnya, tubuh kita tidak mampu melawan mereka (bakteri, virus) ini karena kekurangan apa yang menjadi senjatanya. Gizi dan Nutrisi, kurang otot juga. Simpelnya, jangan salahkan tulangnya keropos, wong nutrisi pembentuk tulangnya sangat minim karena makanannya tidak sehat, Karena ototnya tak pernah dilatih.
Bapak ibu pembaca budiman, mari lebih bijak dalam menyikapi pertambahan usia kita. Persiapkan tubuh ini untuk menghadapi periode dimana tubuh pasti akan mulai kehilangan kekuatannya secara perlahan. Persiapkan dengan mulai mengubah persepsi kita tentang pentingnya kesehatan.
Rubahlah pandangan kita bahwa sehat itu instan, padahal penyakit stroke terbentuk akibat makanan tidak sehat selama puluhan tahun yang kita timbun. Lalu bagaimana bisa dalam waktu sebulan dua bulan makan-makanan sehat terus tubuh kita jadi balik ke kondisi sehat lagi. Mustahil.
Mengembalikan taraf kesehatan kita butuh proses, karena penyakit juga tak ada yang instan. Maka kita harus adil menyikapi ini. Tanyakan ke diri sendiri, sanggupkah kita menjalani usia 50 tahun dengan tulang yang ngilu ketika beribadah? Senangkah ketika ingin pergi jalan-jalan dengan alat bantu?
Sanggupkah menghadapi proses hemodialisa atau cuci darah setiap minggunya? Atau bahkan sanggupkah mengonsumsi obat penstabil tensi setiap hari seumur hidup?
Pilihan selalu kembali ke masing-masing individu. Namun saya sangat berharap bahwa kita jadi lebih cerdas dalam menghargai hidup yang Tuhan beri, terutama tubuh ini yang telah menopang kita dalam menjalani hari dan menikmati indahnya dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H