Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perempuan, si Multitasking dan Perannya dalam Transisi Energi Lokal

18 Juni 2024   19:53 Diperbarui: 18 Juni 2024   20:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa bilang perempuan tak bisa jadi inovator maupun pendorong utama? Buktinya banyak kok penemu di berbagai bidang justru adalah perempuan. Salah satunya dalam proses transisi energi berkelanjutan ke arah yang lebih ramah lingkungan.


Transisi energi berkelanjutan saat ini menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan bumi dari buruknya perubahan iklim, akibat efek buruk gas rumah kaca. Lalu apa sih bentuk transisi energi berkelanjutan ini, dan apa saja bentuk peran serta yang dapat dilakukan perempuan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan ini?

Apa itu Transisi Energi Berkelanjutan?

Dilansir dari katadata.co.id, transisi energi merujuk pada perubahan sistematis dari satu sumber energi ke sumber energi yang berbeda atau dengan kata lain perubahan dalam cara energi dihasilkan, disimpan, didistribusikan, dan digunakan.

Hal ini juga mencakup pergeseran dari penggunaan sumber energi konvensional yang bersifat tidak terbarukan dan berpotensi merugikan lingkungan, menuju sumber energi yang lebih bersih, terbarukan, dan berkelanjutan.

Contohnya jika sebelumnya sumber energi utama berasal dari Fosil, dapat dialihkan dengan memanfaatkan energi bersih berkelanjutan seperti energi matahari, angin, hidro, biomassa, dan lainnya.

Nah, pertanyaanya mengapa transisi energi berkelanjutan ini diperlukan? Sudah jelas karena kondisi bumi saat ini sangat mengkhawatirkan. Atau dengan kata lain, apabila hal ini tidak dilakukan, akan mengakibatkan dampak yang sangat tidak baik bahkan fatal bagi keberlanjutan kehidupan manusia. 

Iya, manusia, kita-kita ini, yang selama ini sudah keasyikan dengan energi yang konvensional. Padahal pada tahun 2021 saja, sebuah lembaga bernama Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yang berada di bawah naungan PBB merilis laporan tentang kondisi bumi yang sangat mengkhawatirkan ( castfoundation.id, 2021)

Dimana dalam laporan tersebut di uraikan 5 point penting sebagai berikut :

  • Suhu permukaan global 1,09 derajat Celcius lebih tinggi dalam sepuluh tahun terakhir, antara 2011-2020, dibandingkan tahun 1850-1900.
  • Lima tahun terakhir adalah suhu terpanas dalam sejarah sejak 1850.
  • Tingkat kenaikan permukaan laut baru-baru ini nyaris tiga kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 1901-1971.
  • Pengaruh manusia sangat mungkin menjadi alasan utama (90%) mencairnya gletser secara global sejak 1990-an dan penurunan jumlah es di Laut Arktik.
  • Pemanasan ekstrem termasuk gelombang panas hampir pasti makin sering terjadi dan kian intens sejak 1950-an, sementara peristiwa pendinginan makin jarang terjadi. 

Catat, itu di tahun 2021 ya. Logikanya dengan semakin bertambahnya umur bumi ini dan minimnya kesadaran manusia, maka akan bertambah parah juga dampak yang nantinya akan ditimbulkan bagi kehidupan di muka bumi ini.


Peran Perempuan Dalam Mendorong Transisi Energi Berkelanjutan

Jika ditanya apa saja bentuk keikutsertaan atau partisipasi perempuan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan, pastinya kita langsung ingat rumah dong. Mulai dari listrik untuk berbagai keperluan elektronik dan penerangan, hingga gas untuk memasak dan memanaskan.

Faktanya, Sebuah studi pada tahun 2013 yang diterbitkan dalam BMC Psychology menemukan bahwa perempuan, sedikit lebih baik dalam multitasking untuk tugas-tugas tertentu, terutama yang melibatkan organisasi dan manajemen rumah tangga.

Namun, tahukah anda bahwa di luar sana beberapa perempuan hebat adalah penemu atau inovator dalam proses transisi energi ini. Saya sebutkan beberapa tokohnya seperti :

  • Maria Telkes (1940-an dan 1950-an) dengan Penemuan Utama pada pengembangan sistem pemanas rumah tenaga surya pertama di Massachusetts. Salah satu proyek terkenalnya adalah Dover Sun House pada tahun 1948.
  • Sheila Oparaocha, yang berkontribusi dan telah bekerja sejak awal 2000-an melalui ENERGIA untuk mempromosikan akses perempuan ke energi berkelanjutan dan memberdayakan perempuan dalam sektor energi terbarukan.
  • Alicia Seiger sejak 2000-an hingga sekarang merupakan seorang ahli strategi dalam investasi energi bersih dan berkelanjutan. Kontribusinya berperan penting dalam memfasilitasi investasi dan pengembangan teknologi energi terbarukan melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi.

Lalu, apa nih peran paling mudah bagi para perempuan lainnya tak mampu menjadi inovator? Mudah kok, yuk mulai saja dulu dengan beralih dari energi konvensional ke energi yang ramah lingkungan di lingkungan rumah tangga kita. Bagaimana caranya? Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan antara lain :

  • Penggunaan Panel Surya, alat ini memanfaatkan energi panas matahari dan mengubahnya menjadi listrik yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Jadi listrik yang tadinya berasal dari energi fosil tak terbarukan, berubah menjadi energi terbarukan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
  • Gunakan Lampu LED hemat energi
  • Penggunaan peralatan elektronik yang berteknologi smart inverter (biasanya ada logo smart inverter)
  • Mulailah terbiasa dengan sistem pengumpul air hujan, untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti menyiram tanaman atau mencuci kendaraan. 
  • Kompstasi Sampah Organik dimana sampah organik mulai kita kelola sendiri, khususnya sisa makanan dan limbah dapur yang dapat diolah dan dirubah menjadi kompos alami (melalui komposter di halaman rumah).

Mudah bukan? Itu artinya, mau dari latar belakang apapun juga, baik itu ibu rumah tangga, pekerja kantoran maupun swasta, tetap saja perempuan bisa ambil andil dalam menjaga kelestarian lingkungan, melalui berbagai peran. Termasuk berperan aktif dalam mendukung dan mendorong penggunaan energi berkelanjutan yang ramah lingkungan melalui transisi energi lokal.

*Untuk semua perempuan yang merasa rumah sendiri bukanlah hal yang besar, ketahuilah bahwa dari rumah kecil kita, perubahan besar dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun