Ada yang terluka tapi selalu tertawa, dalam setiap moment yang ada
Seakan dalam dirinya tak pernah berduka.
Tak ada yang tahu dalam tawa itu dia sedang mengutuki diri
Tak ada yang menyangka juga dia berjuang untuk berdamai dengan diri.Â
Diri yang tak pernah menjadi sesuai ekspektasi
Sejak awal ingin menemukan sebuah jati diri.Â
Dia yang terbiasa berpura-pura tertawa,
Percaya itu adalah cara terbaik menutup luka
Tak ada yang mudah dengan kata rela,Â
Karena nyatanya ada luka yang terus terpatri di sana
jauh dalam diri yang bersembunyi,Â
dia bangun tembok yang begitu tinggi,Â
bukan karena sebuah kesombongan diri,
tapi bentuk perlindungan jika ada yang ingin menggoreskan luka lagi.Â
Seakan tak ada filter di sana, semua di pandang sama
"Kalian berbahaya dan tak bisa dipercaya".
Semua berbisik Tak ada yang sulit baginya. Sadis!Â
Tak ada yang tau bagaimana dia berjuang untuk melawan diri sendiri,Â
menghadapi luka dan trauma,Â
Tangis baginya hanyalah obat sementara, sebelum akhirnya bangkit lagi dan berusahaÂ
Kembali berdiri dan tertawa di hadapan dunia
Menyatukan serpihan-serpihan diri yang masih tersisa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H