Mohon tunggu...
Erniwati
Erniwati Mohon Tunggu... Penulis - ASN Yang Doyan Nulis Sambil Makan, Humas Kanwil Kemenkumham NTB

Traveling dan dunia tulis menulis adalah hal yang paling menyenangkan. Memberi manfaat kepada masyarakat melalui edukasi adalah hobby.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Viral Ramadhan War Takjil, Masuk Syawal Berganti War Kuota Visa

26 April 2024   20:44 Diperbarui: 26 April 2024   20:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Ramadhan telah berlalu, Hawa Lebaran berangsur pergi, namun drama viral pengganti War Takjil telah hadir. War Kuota Visa Umrah Syawal!

Ada yang lucu ketika membaca grup Visa Umrah yang saya ikuti, dimana satu topic yang dilempar akan benar-benar dibahas sangat terinci. Termasuk yang paling baru, War Visa Syawal!

Sebenarnya judul yang saya tulis kali ini membuat saya tergelitik karena muncul begitu saja di kepala, tepatnya sesaat setelah chat grup visa sangat berisik karena bahasan umrah Syawal. Ada nada kepanikan disitu, karena memang sebagian besar anggota chat grup ini adalah para penggiat travel umrah dan haji. Selebihnya Muasasah yang memang bermukim di Arab Saudi.

Jujur hingga saat ini saya masih belum bisa berhenti cekikikan jika mengingat kalimat Pendeta Marcel yang membakar semangat jemaatnya untuk War Takjil bulan ramadhan kemarin. Tak main-main potongan videonya begitu viral bertebaran di berbagai media sosial. Bahkan dianggap sebagai salah satu bukti toleransi umat beragama terbaik yang kija jalani di indonesia.

"Agama kita memang toleran, tapi soal takjil kita duluan!" begitu kira-kira bunyi kalimatnya yang disambut gelak tawa para jemaat nya.

Meskipun satu bulan telah berlalu, namun video tersebut masih cukup viral dan berujung talkshow dan podcast di beberapa studio podcaster terkenal. Tentunya dengan mengundang si pelaku, siapa lagi kalau bukan Pendeta Marcel.

Namun selepas lebaran, saya tak menyangka akan muncul persaingan ketat dari perwakilan Calon jamaah umrah, yaitu pelaku travel agent umrah. Pasalnya mereka sedang riuh dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi terkait Kebijakan umrah bulan Syawal.

Bagaimana tidak, ketika para travel agent ini sudah jauh-jauh hari sudah menjual paket umrah dan bahkan sudah dapat calon jamaah, sudah beli tiket PP, sudah booking hotel dan sebagainya di Arab Saudi, lalu dikejutkan dengan kebijakan terkait pembatasan Kuota Visa. Alamak, bagi pelaku usaha baru ini seperti makan buah simalakama, maju kena mundur pun salah.

Kebijakan yang mengatur bahwa kuota per hari visa umrah ini memang bikin pusing kepala. Pasalnya  kuota visa umrah hanya dibatasi sebanyak 2.500/hari untuk negara luar Arab Saudi. Belum lagi pembatasan ijin tinggal dimana jamaah yang melaksanakan umrah syawal harus keluar Arab Saudi selambat-lambatnya sebelum 6 Juni 2024. Padahal waktu paling telat masuk Arab Saudi saja 23 Mei 2024.

Hal ini sebenarnya merupakan kebijakan yang dibuat setiap tahunnya, namun entah mengapa tak juga bisa diantisipasi oleh para pelaku travel umrah ini. Padahal mereka sudah tahu, jika persiapan musim haji memang dan pasti akan mengharuskan War Kuota dan kebijakan ijin tinggal.

Eits, kebijakan ini pun dibuat bukan tanpa sebab. Pasalnya, pemerintah Arab Saudi tidak mau setengah-setengah jika ingin menerapkan sebuah aturan. Trauma dan kesal akibat kejadian kemarin-kemarin saat kecolongan jemaah haji ilegal yang ikut haji padahal pakai visa umrah yang masih berlaku.

Akhirnya War Kuota visa umrah pun tak terelakkan. Para Muasasah yang memang diberikan ijin resmi mencetak visa atau issued visa ini pun harus main strategi untuk mendapatkan visa atau masuk kuota visa per harinya. Padahal mereka pun jika tidak teliti input permohonan visa juga bisa kena batunya. Kenapa? karena kalau sampai ada jamaah masuk Arab Saudi yang melaksanakan ibadah umrah namun nekat mau coba-coba tetap tinggal hingga dimulainya pelaksanaan haji, maka muasasah ini akan menanggung denda yang lumayan besar, hingga Rp250jt/orang nya. Ngeri-ngeri sedap memang.

Seperti saat tulisan ini saya buat, di grup Visa yang saya ikuti salah seorang member menuliskan kesedihannya. Lenyap 1M karena harus bayar denda akibat 4 orang jamaah yang visanya dikeluarkan oleh timnya tak terlacak dan belum juga keluar Arab Saudi (overstay). Meski di grup dia melontarkan "Semoga Allah Ganti dengan yang lebih baik", namun saya rasa semua yang di grup dalam hati juga berbisik "Iya sih, cuma 1M itu duit bukan daun".

Bahkan beberapa member grup pun sampai geregetan dan emosi dengan jamaah model begini.

Balik lagi, tak heran, dari grup Visa yang saya ikuti itu kompak membagikan sejumlah tips-tips pada anggota grup seperti : Input dulu group-group besar baru perhatikan group kecil atau segera reschedule tiket pesawat sekiranya memang dirasa tidak bisa dapat kuota lagi. Atau Muasasah cobalah himbau kepada agen travel di bawahnya jauh-jauh hari agar diantisipasi.

Bukan tanpa sebab mereka saling berbagi tips, pasalnya apabila ada pengusaha travel umrah yang nekat berspekulasi dan dapat moment naas alias prediksinya salah, maka kerugian yang ditanggung juga tak sedikit. Mulai dari kerugian Moril dan materil yang tentunya akan ditanggung jangka panjang. Contohnya apabila tiket pesawat hangus, tentunya travel agent harus mempertanggung jawabkan dana yang telah disetor oleh jamaahnya. Selain itu yang tak kalah berat adalah rusaknya kepercayaan calon jamaah yang hanya tau 'setelah bayar lunas, harus berangkat'.

Berangkat dari sini saya pun berkesimpulan, bahwa war takjil tak sedahsyat war Kuota Visa ini. Jika War takjil ga dapat beli takjil dan para pemburu takjil tak akan menanggung kerugian apapun kecuali rasa kepengen makan takjil. Namun War kuota visa, ga dapat bisa menimbulkan celaka. Baik celaka bagi isi kantong pelaku usaha maupun celaka bagi calon jamaah awam yang tidak mengerti apa-apa.

Apalah daya, niat sampai di tanah suci yang sudah menggebu-gebu bisa jadi sebuah penantian tak pasti hingga selesai prosesi ibadah haji. Atau jika travel agent sudah lama berkecimpung di dunia bisnis umrah, mereka akan lebih cekatan untuk reschedule tiket dan berbagai akomodasi di tanah suci, sehingga jemaah hanya akan kecewa karena pengunduran keberangkatan.

Apapun itu, Sudah seyogyanya kejadian War Kuota Visa seperti ini bisa diantisipasi oleh para travel agent. Apalagi ini disebabkan persiapan haji yang merupakan regulasi rutin tiap tahun.

*Musim haji bikin vibes grup naik tensi, trus berimbas ke penonton seperti saya jadi pengen nulis lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun